Kisah anak durhaka sering kali diidentikkan dengan cerita Malin Kundang. Meskipun kebenaran cerita tersebut masih menjadi tanda tanya, pengaruh cerita Malin Kundang terhadap pikiran anak-anak untuk tidak melawan orang tua sangatlah signifikan. Ungkapan “Kamu mau seperti Malin Kundang?” seringkali digunakan untuk menegur anak yang nakal agar merenung. Namun, ironisnya, pada zaman modern ini, kisah Malin Kundang tampaknya kehilangan daya tariknya. Malah, kita sering melihat kasus-kasus di mana perilaku anak jauh lebih buruk daripada yang dilakukan oleh Malin Kundang.
Jika Malin Kundang hanya tidak mengakui orang tuanya di depan kekasihnya, anak zaman sekarang bahkan ada yang sampai pada tingkat membunuh orang tuanya sendiri. Perbuatan durhaka kepada orang tua termasuk dalam kategori dosa besar, bahkan kedua setelah syirik. Dalam Islam, Allah SWT tidak hanya akan menyiksa anak durhaka di akhirat, tetapi juga di dunia.
Durhaka kepada orang tua bukan hanya terbatas pada tindakan langsung seperti tidak patuh atau tidak menghormati, namun juga termasuk segala bentuk perbuatan yang dapat menyakiti hati orang tua. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga hati orang tua, mengikuti nasihat mereka, dan berusaha untuk tidak membuat mereka marah atau tersakiti dengan tindakan atau perkataan kita.
Bagaimana jika kedua orang tua sudah meninggal dunia? Apakah tobat dari perbuatan durhaka masih diterima? Menurut pandangan Al-Nawawi dalam Fatawa al-Nawawi, tidak ada jalan untuk membatalkan tuntutan kedua orang tua di akhirat terhadap anak durhaka. Namun, seorang anak yang telah bertaubat seharusnya memperbanyak istighfar, berdoa untuk kedua orang tuanya, bersedekah atas nama mereka, mengormati orang yang dihormati oleh orang tua semasa hidup, menyambung tali silaturahmi, membayar hutang mereka, dan melakukan amal kebajikan lainnya.
Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa kesempatan bertobat selalu terbuka lebar bagi siapa pun, termasuk bagi anak durhaka. Selain meminta ampun kepada Allah SWT atas kesalahan yang telah dilakukan, seorang anak juga dianjurkan untuk terus berbuat baik kepada orang tuanya meskipun mereka sudah meninggal dunia. Caranya adalah dengan melakukan amalan kebaikan dan menghadiahkan pahalanya kepada kedua orang tua.
Dalam Islam, menjaga hubungan baik dengan orang tua adalah kewajiban yang harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan. Meskipun keduanya telah tiada, seorang anak masih memiliki kesempatan untuk berbuat baik kepada mereka melalui amalan kebaikan dan doa. Berbuat baik kepada orang tua adalah salah satu cara untuk mencapai rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Semoga kita semua senantiasa diberikan kemampuan untuk berbakti kepada orang tua, meskipun mereka telah tiada.