Pada ajaran Islam, takziah atau melayat orang yang meninggal merupakan bagian penting dari ibadah. Tradisi ini dianjurkan untuk menunjukkan rasa empati, solidaritas sosial, dan doa bagi orang yang ditinggalkan. Takziah bukan sekadar kunjungan ke rumah duka, melainkan juga sebagai wujud bantuan untuk membesarkan hati keluarga yang sedang berduka.
Saat melakukan takziah, ada doa yang dianjurkan untuk dibacakan:
أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لمَيِّتِكَ
Artinya: “Semoga Allah memperbesar pahalamu, dan menjadikan baik musibahmu, dan mengampuni jenazahmu.”
Atau doa lain yang dapat dibaca:
إِنَّ لِلهِ تَعَالى مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمَّى فمُرْهَا فَلْتَصْبرْ وَلْتَحْتَسِبْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah maha memiliki atas apa yang Dia ambil dan Dia berikan. Segala sesuatu mempunyai masa-masa yang telah ditetapkan di sisi-Nya. Hendaklah kamu bersabar dan mohon pahala (dari Allah).”
Takziah bukan hanya sekadar tradisi, melainkan juga sebagai bentuk penghormatan terhadap orang yang meninggal. Dengan melaksanakan takziah, kita turut merasakan kesedihan keluarga yang ditinggalkan serta mendoakan agar mereka diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan.
Di tengah kesedihan, takziah mengajarkan kita tentang pentingnya empati, solidaritas, dan doa sebagai wujud kasih sayang sesama umat. Semoga tradisi takziah ini tetap terjaga dan menjadi tanda kebersamaan serta kepedulian dalam komunitas Muslim.