- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Dialog Antara Nabi Besar Muhammad SAW dan Nabi Musa AS dalam Peristiwa Isra’ Mi’raj: Pembelajaran Tentang Kekuatan Doa dan Kehadiran Rohani

Google Search Widget

Pada bulan ini, kita diingatkan akan dialog yang terjadi antara Nabi Besar Muhammad SAW yang masih hidup dengan Nabi Musa AS yang telah wafat, dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Dialog ini tidak hanya intensif namun juga sangat serius. Sejarah mencatat bagaimana Shalat yang pertama kali diwajibkan adalah sebanyak 50 kali dalam sehari. Namun, berkat kekhawatiran Nabi Musa AS terhadap kemampuan umat Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan kewajiban tersebut, beliau menyarankan agar Nabi Besar Muhammad SAW memohon kepada Allah SWT untuk memberikan keringanan.

Allah SWT kemudian memberikan kemudahan tersebut. Bukan langsung dari 50 ke 5 waktu shalat, melainkan dengan pemberian secara bertahap, mulai dari pengurangan 5 waktu hingga akhirnya menjadi 5 waktu shalat yang kita kenal saat ini. Semua ini berkat keteguhan hati Nabi Musa AS dalam memberikan masukan positif kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Dari kisah tersebut, kita dapat belajar bahwa orang yang telah meninggal ratusan tahun pun masih mampu berkomunikasi dan berdialog secara aktif dengan orang yang masih hidup. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kita mengunjungi makam para Nabi, wali, dan ulama, kemudian bertawasul kepada mereka, mereka akan mendengar doa-doa kita dan menyampaikannya kepada Allah SWT yang Maha Mendengar dan Maha Kuasa.

Fakta bahwa orang yang telah meninggal dapat berbicara dengan orang yang masih hidup juga terlihat dalam hadits yang menyatakan bahwa setiap orang yang memberikan salam kepada Rasulullah SAW, Allah akan mengembalikan roh beliau sehingga Rasulullah SAW dapat menjawab salam tersebut.

Demikian pula, hadits lain menggambarkan bahwa setiap muslim yang melewati kuburan seseorang yang dikenalnya di dunia, lalu memberikan salam kepadanya, roh orang tersebut akan dikembalikan sehingga ia dapat menjawab salam tersebut.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam menafsirkan hadits-hadits tersebut menyatakan bahwa jika menjawab salam merupakan amalan umum bagi seluruh orang mukmin, maka hal tersebut merupakan amalan yang sangat utama.

Dari semua pelajaran ini, tidak ada salahnya bagi kita untuk bertawassul kepada orang-orang yang telah meninggal dunia, terutama jika mereka adalah orang-orang pilihan Allah SWT dan kesayangan-Nya, termasuk junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW.

Untuk informasi lebih detail mengenai kemampuan orang yang telah meninggal mendengar doa-doa kita, pembaca dapat merujuk pada kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikh Ibnu Taimiyah atau Syaikh Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah.

Nikmati bacaan lengkap wirid, tahlil, maulid, istighotsah, hizib, serta Al-Qur’an; serta manfaatkan fitur-fitur ibadah lainnya melalui NU Online Super App: s.id/nuonline (Android) dan s.id/nuonline_ios (iOS).

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 9

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?