Emosi marah adalah bagian alami dari diri manusia yang tidak bisa dihindari. Meskipun demikian, kemampuan untuk mengontrol dan mengelola emosi ini sangat penting. Dalam ajaran Islam, mengendalikan amarah dianggap sebagai tindakan mulia namun jarang sekali dilakukan dengan benar oleh banyak orang.
Imam al-Ghazali dan Muhammad Jamaluddin al-Qasimi membahas tentang bahaya amarah dan bagaimana cara untuk mengatasi emosi ini dalam karya-karya mereka. Salah satu cara yang disarankan adalah dengan membayangkan betapa buruknya rupa seseorang saat sedang marah sambil membandingkannya dengan sosok lain yang tetap tenang.
Orang yang mampu menahan amarahnya disamakan dengan para nabi, wali, ulama, dan orang bijak. Mereka diberikan pilihan untuk meniru karakter binatang buas atau karakter manusia terbaik. Hal ini bertujuan agar hati mereka cenderung untuk mengikuti teladan yang baik.
Dalam konteks ini, mengendalikan amarah bukan hanya soal mengontrol emosi, tapi juga menunjukkan ketenangan, kebijaksanaan, dan kemuliaan karakter. Islam menekankan pentingnya berperilaku baik dan ramah, bukan bersikap marah dan kasar. Semoga kita semua dapat belajar untuk mengendalikan amarah dan menjadikan hal ini sebagai kunci keberhasilan dalam kehidupan kita.