- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kerukunan Umat Beragama Melalui Budaya Gotong Royong

Google Search Widget

Masalah kekerasan antarumat beragama kembali menjadi sorotan di tanah air, terutama setelah insiden terbakarnya sebuah masjid di Tolikara Papua dan gereja di Kabupaten Singkil Aceh. Kedua kejadian ini menciptakan ketegangan, seolah-olah toleransi beragama semakin luntur. Namun, jika dilihat dari perspektif yang berbeda, kerukunan umat beragama masih tetap kuat di Nusantara.

Salah satu contoh nyata dari kerukunan tersebut adalah melalui budaya gotong royong dalam membangun masjid. Tidak hanya umat Muslim, tetapi juga non-Muslim turut serta dalam proses pembangunan tersebut. Meskipun terdapat perdebatan dalam sudut pandang fiqih mengenai keikutsertaan non-Muslim dalam pembangunan masjid, namun sebagian ulama membolehkannya.

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya “Fathul Bari Fi Syarhi Shahihil Bukhari” menyampaikan beberapa pendapat ulama terkait hal ini. Beliau menyatakan bahwa menerima bantuan dari non-Muslim untuk pembangunan masjid adalah boleh, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Pendapat ini memperkuat tradisi gotong royong yang telah mengakar dalam masyarakat.

Meskipun ada ulama yang melarang hal ini karena dianggap merendahkan, namun dalam konteks masyarakat yang beragam dan sudah terbiasa hidup bersama dengan umat beragama lain, pendapat yang membolehkan partisipasi non-Muslim dalam pembangunan masjid lebih sesuai untuk dipraktikkan. Tindakan ini tidak hanya membiasakan kerukunan antarumat beragama, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga dalam masyarakat.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

April 16

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?