- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Puasa di Bulan Sya’ban: Menjelang Ramadhan

Google Search Widget

Puasa merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meskipun demikian, terdapat hari-hari tertentu yang tidak disarankan untuk berpuasa, seperti hari tasyriq, Idul Fithri, dan Idul Adha.

Salah satu bulan yang dihormati dalam Islam adalah bulan Sya’ban. Puasa di bulan ini dianggap sebagai cara yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, ketika mencapai pertengahan bulan Sya’ban, muncul perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kelanjutan puasa setelahnya.

Sebagian ulama menyatakan bahwa berpuasa di paruh kedua bulan Sya’ban adalah makruh, sedangkan sebagian lainnya menganggapnya boleh dilakukan. Pendapat yang menolak puasa setelah pertengahan Sya’ban didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan, “Tidak ada puasa setelah pertengahan Sya’ban hingga masuk Ramadhan.” Namun, ulama yang membolehkan puasa tersebut merujuk pada hadits dari Ummu Salamah RA dan Ibnu Umar RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW biasa berpuasa dua bulan berturut-turut, yaitu Sya’ban dan Ramadhan.

Melihat perbedaan pendapat ini, penting bagi umat Islam untuk saling menghormati dan menghargai praktek puasa yang dilakukan sesama. Dengan saling menghormati, kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah puasa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Wallahu A’lam.”

Dalam menjalani ibadah puasa di bulan Sya’ban, marilah kita sama-sama merenungkan makna kebersamaan dan keberagaman dalam menjalankan ibadah sebagai umat Muslim.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

April 17

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?