Pada Kamis, 18 Juli 2024, umat Islam memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj yang merupakan perjalanan spiritual Rasulullah SAW ke langit. Salah satu momen yang sangat penting dalam perjalanan ini adalah ketika Nabi Harun as berada di langit kelima dan menerima kunjungan dari Rasulullah SAW dan malaikat Jibril.
Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa Nabi Harun as memiliki jenggot dua warna, sebagian putih dan sebagian hitam. Keberhasilan dakwah beliau terletak pada kemampuannya menanamkan rasa cinta yang mendalam di hati kaumnya. Bahkan, malaikat Jibril pun mengakui keistimewaan Nabi Harun as sebagai sosok yang sangat dicintai oleh umatnya.
Cinta yang tulus tidaklah mudah, karena harus dimulai dengan proses perkenalan dan pemahaman yang mendalam. Cinta juga tidak mengenal perhitungan, melainkan segala tindakan dilakukan atas dasar pengorbanan. Demikian pula dalam mencintai Allah SWT, mahabbah harus dimulai dengan perkenalan dan bukti keberhasilannya adalah ketika segala langkah seseorang dilakukan semata-mata demi ridha-Nya.
Mencintai Allah berarti siap mengorbankan segala sesuatu, bahkan jika hal tersebut bertentangan dengan keinginan pribadi. Sebagaimana yang diungkapkan dalam surah Ali Imran ayat 31, “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.'”
Perjumpaan Rasulullah SAW dengan Nabi Harun as di langit kelima memberikan pelajaran berharga bahwa semakin tinggi seseorang naik ke langit, semakin banyak pengetahuan dan pemahaman yang akan diperoleh. Dengan bertemu para nabi, manusia akan semakin memahami makna kehidupan ini.
Terkait dengan kontroversi kunjungan beberapa individu ke Israel, berbagai reaksi muncul dari berbagai pihak. Namun, penting bagi kita untuk tetap menjaga silaturahim dan hormati orang tua sebagaimana yang diungkapkan oleh KH Anwar Zahid.
Semoga peristiwa Isra’ Mi’raj ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meneladani keutamaan-keutamaan para nabi.
