- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Menggali Makna Pemimpin Umat dalam Shalat Jama’ah di Baitul Maqdis

Google Search Widget

Pemberhentian terakhir dalam perjalanan malam itu adalah Baitul Maqdis. Dalam sekejap mata setelah Rasulullah saw sampai di Baitul Maqdis, para nabi, rasul, dan malaikat berkumpul. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamat, serta mereka yang datang berbaris rapi bershaf-shaf.

Jibril mempersilahkan Rasulullah saw menjadi imam dalam shalat jama’ah tersebut. Setelah shalat, para nabi dan rasul bersama-sama memuji Allah atas karunia-Nya. Rasulullah saw pun mengucap tasbih atas karunia istimewa yang diberikan kepadanya, tidak diperoleh oleh nabi dan rasul lainnya.

Baitul Maqdis merupakan pelabuhan terakhir dari isra’ (perjalanan malam) Rasulullah saw sebelum kemudian dimi’rajkan Allah ke shidratil muntaha. Tempat ini dianggap memiliki jalur utama yang menghubungkan dunia dengan pintu langit, karena di situlah para nabi dan rasul turun, dan dari situlah Rasulullah saw memulai mi’rajnya.

Shalat jama’ah bersama para nabi dan rasul dengan Muhammad saw sebagai imamnya adalah bukti bahwa mereka menjadikan Rasulullah saw sebagai wasilah menuju Allah swt. Mereka menjadikan Rasulullah saw sebagai penghubung kepada Allah swt, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 35:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ

Kepemimpinan Rasulullah saw sebagai imam dalam shalat ini menunjukkan pengakuan para nabi dan rasul akan syariat Islam yang sempurna yang dibawa oleh Rasulullah saw, nabi terakhir. Jama’ah itu sendiri memiliki fadhilah yang tidak dapat dipungkiri, jika para nabi, rasul, dan malaikat saja berjama’ah.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?