Aliran rezeki sering kali mengalami masa-masa seret. Ketika hal ini terjadi, diperlukan dorongan atau pembuka jalan agar rezeki dapat kembali lancar. Salah satu cara yang sangat membantu adalah dengan membaca lafal istighfar, yang bisa dilakukan dalam berbagai keadaan tanpa syarat tertentu. Ini berarti kita tidak perlu mencari tips yang rumit atau pergi kepada orang lain untuk mendapatkan bantuan.
Syekh Abdul Wahhab As-Sya’roni dalam kitab Al-Minahus Saniyyah mengutip hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan pentingnya istighfar. Dalam hadis tersebut disebutkan:
من لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجا ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لايحتسب
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang konsisten dalam membaca istighfar, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar di tengah kesempitan dan kelonggaran di saat kesulitan; serta Allah akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak terduga.”
Istighfar tidak hanya bermanfaat untuk kelancaran rezeki. Memohon ampunan Allah sangat dianjurkan, terutama ketika seseorang berada dalam keadaan berdosa. Meminta ampun setelah berbuat dosa menjadi penting untuk menghindari azab Allah, seperti yang tertulis dalam firman-Nya:
وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون
“Dan Allah SWT tidak akan mengazab mereka selagi mereka memohon ampunan-Nya.”
Meskipun istighfar merupakan tindakan yang sangat dianjurkan ketika seseorang merasa bersalah, Rasulullah SAW tetap beristighfar bahkan ketika tidak berdosa. Nabi Muhammad SAW melakukan istighfar setidaknya 70 kali dalam sehari, menunjukkan betapa pentingnya praktik ini. Istighfar sangat dianjurkan dilakukan di pagi hari, sore, malam, dan saat menjelang tidur, tanpa harus memperdebatkan apakah rezeki kita seret atau tidak.
Selain itu, istighfar juga perlu dibaca untuk merendahkan hati setelah melakukan amal saleh. Menurut Syekh Abdul Wahhab As-Sya’roni, hal ini penting untuk mengingatkan kita akan ketidaksempurnaan dalam ibadah. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW beristighfar tiga kali setelah menunaikan shalat wajib, sebagai pengingat bagi umatnya tentang pentingnya menyadari kekurangan dalam ibadah mereka.
Wallahu A’lam.