Sudah menjadi tradisi di masyarakat untuk berkunjung ke rumah orang-orang yang baru pulang dari tanah suci. Kunjungan ini biasanya bertujuan untuk memohon doa dan juga meminta cinderamata. Tidak jarang, keluarga dan tetangga berlomba-lomba untuk menyambut dan bersalaman lebih dahulu, dengan alasan untuk mendapatkan berkah dari doa orang yang baru kembali dari ibadah haji.

Sebenarnya, yang dianjurkan dalam tradisi ini adalah memohon doa kepada mereka yang baru pulang dari haji, bukan meminta cinderamata. Sebagian orang menyebut doa dari mereka yang baru pulang haji sebagai doa maghfiroh, yaitu doa khusus untuk meminta ampunan dari Allah SWT atas segala dosa yang telah dilakukan. Mereka yang baru kembali dari tanah suci dianggap seperti bayi yang baru lahir, suci dari segala dosa. Oleh karena itu, doa dan permohonan mereka dianggap memiliki nilai lebih, dengan harapan bahwa doa-doa tersebut akan dikabulkan.

Ada pendapat di kalangan ulama mengenai kondisi kemakbulan doa ini. Sebagian mengatakan bahwa kondisi tersebut hanya berlaku sebelum orang tersebut memasuki rumahnya. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kondisi ini dapat bertahan hingga empat puluh hari setelah kepulangan. Hal ini dijelaskan dalam Hasyiyatul Jamal:

“فِي حَايَة أَشْخَاص مَا نَصَح وَيُنْدَب لِلْحَاجِ الدُّعَاء لِلْغَيْرِ بِالْمُغْفَرَةِ وَأَنْ لَا يُسَأَلَهُ وَكَذَلِكَ مَنْ لَمْ يَحُجَّ، أَنْ يَسْأَلَهُ الدُّعَاء لَهُ…”

Disunnahkan bagi mereka yang baru pulang haji untuk memohonkan ampunan (doa maghfiroh) kepada orang lain, meskipun tidak diminta. Begitu juga bagi mereka yang tidak berangkat haji, sebaiknya meminta agar didoakan. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang menyatakan, “apabila kalian berjumpa dengan haji (orang yang pulang dari melaksanakan ibadah haji) maka salamilah dia dan jabatlah tangannya dan mintalah agar didoakan olehnya, karena doanya akan mengampunimu.”

Al-Allamah al-Munawi menjelaskan bahwa permintaan doa kepada orang haji sebaiknya dilakukan sebelum mereka memasuki rumah. Namun, sebagian ulama menyatakan bahwa permintaan doa ini bisa dilakukan hingga 40 hari setelah kepulangan. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin dijelaskan berdasarkan cerita dari sahabat Umar RA bahwa keadaan ini dapat berlangsung hingga akhir bulan Dzulhijjah, Muharram, dan dua puluh hari Rabiul Awwal.