- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Ziarah Rajabiyah dan Peringatan Haul

Google Search Widget

Ziarah Rajabiyah merupakan tradisi penting yang dilakukan umat Islam, khususnya di Indonesia, setiap tahun pada bulan Rajab. Tradisi ini berakar dari kisah Rasulullah SAW yang selalu berziarah ke makam para syuhada di Bukit Uhud. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi bahwa pada setiap bulan Rajab, Rasulullah mengunjungi makam tersebut untuk memanjatkan doa. Dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 24, terdapat doa yang sering dipanjatkan: “Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”

Tradisi ini tidak hanya diikuti oleh Rasulullah, tetapi juga oleh para sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Fatimah. Mereka melakukan ziarah untuk menghormati para syuhada dan mendoakan mereka. Dalam kitab Syarah al-Ihya, terdapat penjelasan bahwa ziarah kubur memiliki dasar hukum yang kuat, dan menjadi sandaran bagi masyarakat Madinah untuk melaksanakan Ziarah Rajabiyah.

Bagi umat Islam di Indonesia, kegiatan ini juga berfungsi sebagai peringatan haul, yaitu acara tahunan untuk mengenang para ulama dan orang-orang terkasih yang telah meninggal. Para ulama memberikan arahan mengenai tata cara dan etika dalam melakukan ziarah ini. Dalam al-Fatawa al-Kubra Ibnu Hajar, ditekankan agar tidak menyebut kebaikan orang yang telah wafat dengan disertai tangisan. Selain itu, Ibnu Abd Salam menegaskan bahwa tindakan seperti memukul dada atau wajah sebagai bentuk bela sungkawa adalah haram karena menunjukkan penolakan terhadap takdir Allah SWT.

Saat melaksanakan Ziarah Rajabiyah atau peringatan haul, disarankan untuk membaca manaqib (biografi) orang yang telah wafat. Ini bertujuan untuk meneladani kebaikannya dan berbaik sangka kepadanya. Pembacaan manaqib dianggap sebagai perbuatan taat kepada Allah SWT dan dapat menimbulkan kebaikan. Tidak jarang, para sahabat dan ulama melakukan tradisi ini secara konsisten sepanjang masa.

Ada beberapa kebaikan yang dianjurkan saat acara peringatan haul, antara lain:

  1. Melakukan ziarah kubur dan tahlil.
  2. Menyediakan hidangan sebagai sedekah untuk almarhum.
  3. Membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dan memberikan nasihat agama, salah satunya dengan menceritakan kisah hidup serta kebaikan almarhum agar dapat diteladani.

Melalui Ziarah Rajabiyah dan peringatan haul, umat Islam diharapkan dapat memperkuat iman serta menjalin hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT dan sesama.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 25

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?