- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Jin: Makhluk Tersembunyi dalam Ciptaan Allah

Google Search Widget

Salah satu nama Allah subhanahu wata’ala yang dikenal dengan sebutan Al-Asma’ Al-Husna adalah Al-Khaliq, yang berarti Dia adalah pencipta. Ciptaan-Nya mencakup segala sesuatu, baik yang tampak oleh mata seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan alam, maupun yang tidak terlihat, seperti malaikat, surga, neraka, dan jin. Jin adalah makhluk ciptaan Allah subhanahu wata’ala yang berbeda dari manusia dalam hal asal penciptaannya. Jin diciptakan dari api, sedangkan manusia diciptakan dari tanah.

Allah berfirman dalam surat Ar-Rahman ayat 15:

وخلق الجان من مارج من نار

Artinya: “Dan Dia telah menciptakan jin dari nyala api” (QS. Ar-Rahman: 15).

Dalam surat Al-Mu’minun ayat 12, Allah subhanahu wata’ala menegaskan:

ولقد خلقنا الانسان من سلالة من طين

Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah” (QS Al-Mu’minun: 12).

Sebagai makhluk Allah subhanahu wata’ala yang tidak terlihat, jin memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki manusia. Mereka dapat mengubah wujud menjadi berbagai bentuk, menyerupai manusia dan hewan, seperti ular, keledai, unta, dan sapi. Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika Sayyidah Aisyah melihat seekor ular di rumahnya dan memerintahkan untuk membunuhnya. Setelah ular itu terbunuh, beliau diberitahu bahwa ular tersebut termasuk golongan jin yang pernah mendengarkan wahyu dari nabi.

Jin juga memiliki kemampuan untuk memindahkan objek dalam waktu singkat. Dalam Al-Qur’an, diceritakan bahwa Ifrit, salah satu jin, mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya.

Meskipun jin berbeda dalam hal penciptaan, tujuan penciptaan mereka sama dengan manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56:

وماخلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

Artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembah-Ku” (QS Adz-Dzariyat: 56).

Dengan demikian, jin juga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka akan mendapatkan pahala jika melakukan perintah Allah dan akan disiksa jika melanggar aturan yang telah ditetapkan. Seperti manusia, jin juga mukallaf dan menerima wahyu. Para ulama sepakat bahwa risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya untuk manusia, tetapi juga mencakup jin dan semua makhluk hidup.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Jin dijelaskan:

Artinya: “Katakanlah telah diwahyukan kepadaku (Nabi Muhammad) bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami” (QS. Al-Jin: 1-2).

Dalam kitab Al-Asybah wan Nazhair juga disebutkan:

والنبي صلى الله عليه وسلم مرسل اليهم

Artinya: “Bahwasanya Nabi Muhammad diutus kepada mereka (bangsa jin).”

Oleh karena itu, di antara bangsa jin juga terdapat yang melaksanakan shalat dan syariat-syariat lain yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kesimpulannya, jin yang mengimani Allah subhanahu wata’ala sebagai Tuhan dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai utusan-Nya yang terakhir akan berpegang pada Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 21

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?