Anak adalah amanah yang harus dijaga dengan baik. Orang tua berusaha semaksimal mungkin agar anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang shaleh dan berguna bagi masyarakat serta agama. Dalam hal kesehatan jasmani, orang tua telah berupaya menjaga kesehatan anak sejak dalam kandungan, dengan memastikan ibu mengonsumsi gizi yang seimbang. Selain itu, kesehatan mental anak juga menjadi perhatian, di mana orang tua rajin berdoa dan melaksanakan ibadah tertentu agar amal ibadah tersebut dapat menjadi sarana kesuksesan bagi calon bayi.
Selama masa kehamilan, orang tua sering melakukan riyadhoh untuk bayi mereka. Misalnya, mereka melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis atau membaca surat-surat tertentu, seperti Surat Yusuf, Surat Maryam, Surat Waqiah, dan Surat Al-Muluk. Semua ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan berkah dan berdoa agar bayi yang lahir kelak menjadi seperti Nabi Yusuf jika laki-laki, atau seperti Siti Maryam jika perempuan, dengan rezeki yang melimpah dan dihormati oleh orang-orang.
Setelah bayi lahir ke dunia, doa dari orang tua tidak pernah berhenti. Saat bayi pertama kali menangis, ayah akan membacakan kalimat adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam Islam, hukum mengumandangkan adzan dan iqamah pada telinga bayi yang baru lahir berdasarkan sebuah hadits dalam Sunan Abu Dawud (444) dianggap sunnah.
Dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ r.a, ia melaporkan bahwa ia melihat Rasulullah saw mengumandangkan adzan di telinga Husain bin Ali ketika Siti Fatimah melahirkannya. Keterangan dalam Majmu’ Fatawi wa Rasail halaman 112 menjelaskan bahwa tindakan pertama yang dilakukan adalah mengumandangkan adzan di telinga kanan anak yang baru lahir, diikuti dengan iqamah di telinga kiri. Ulama sepakat bahwa perbuatan ini termasuk sunnah yang telah diamalkan tanpa ada yang mengingkarinya. Tindakan ini juga relevan untuk mengusir syaitan dari anak yang baru lahir, karena syaitan akan lari ketika mendengar adzan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits.