- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kewajiban Menyampaikan Hadits dengan Benar dan Tepat

Google Search Widget

Mengutip hadits Rasulullah saw dalam ceramah oleh ustadz, dai, maupun mubalig adalah hal yang wajar. Hal ini sering dilakukan dalam berbagai forum, mulai dari ilmiah, khutbah Jumat, hingga perayaan hari besar Islam. Hadits yang disampaikan bisa berupa kutipan langsung atau hanya makna dan pemahaman dari hadits tersebut.

Fungsi utama dari penyampaian hadits Nabi saw adalah untuk memperkuat pesan-pesan yang disampaikan dengan landasan yang kokoh dan otoritatif, yaitu dari Nabi saw, serta untuk menyebarkan ajaran dan teladan beliau. Namun, niat baik ini harus didukung oleh kebenaran dan fakta yang valid. Hadits-hadits yang digunakan haruslah terverifikasi sebagai shahih, hasan, atau setidaknya dha’if jika memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh para ulama ahli hadits.

Selain itu, penting untuk menyampaikan hadits di tempat yang tepat dan sesuai dengan kondisi pendengar. Penyampaian hadits di tengah masyarakat awam dapat berisiko menimbulkan salah paham dan penafsiran yang tidak sesuai.

Dalam Shahih al-Bukhari, Al-Bukhari menekankan pentingnya ketepatan dalam menyampaikan hadits agar audiensi memahami dengan baik dan tidak menyalahgunakan makna hadits. Salah satu bab yang ditulisnya berjudul “Bab tentang menginformasikan ilmu kepada orang tertentu saja, khawatir terjadi ketidakpahaman.” Dalam bab ini, Al-Bukhari mengutip perkataan ‘Ali bin Thalib ra: “Sampaikan hadits kepada orang-orang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Apakah kalian suka jika Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR Al-Bukhari).

Mushtafa al-Bugha menjelaskan bahwa maksud dari perkataan ‘Ali bin Abi Thalib adalah setiap orang seharusnya berbicara tentang agama sesuai tingkat pemahaman pendengar, karena obrolan yang tidak tepat dapat memicu pengingkaran terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.

Al-Bukhari juga menyampaikan sebuah riwayat mengenai Rasulullah saw yang memanggil Mu’adz bin Jabal. Rasulullah menyampaikan bahwa siapa pun yang mengucap dua Kalimah Syahadat akan selamat dari api neraka. Saat Mu’adz bertanya apakah informasi tersebut boleh disampaikan kepada orang-orang, Rasulullah menjawab bahwa jika disampaikan, mereka mungkin akan bergantung pada keimanan saja tanpa beramal. Meskipun demikian, Mu’adz akhirnya memberitakan informasi tersebut karena khawatir menjadi bagian dari orang-orang yang menyembunyikan ilmu.

Ibnu Rajab al-Hanbali menanggapi hadits ini dengan menyimpulkan bahwa terdapat larangan untuk menyebarkan kabar gembira secara sembarangan kepada masyarakat umum. Hal ini dapat menyebabkan kaum Muslim yang awam menjadi malas beribadah karena merasa telah dijamin masuk surga. Meskipun Mu’adz memiliki iman dan amal yang kuat, hal ini tidak bisa digeneralisasi kepada semua orang.

Sementara itu, dalam Shahih Muslim, ada kisah Abu Hurairah yang diperintahkan Nabi saw untuk menyampaikan kabar gembira tersebut. Ketika kabar tersebut sampai kepada Umar, ia marah karena khawatir kaum Muslim akan menjadi malas beribadah. Umar kemudian mengonfirmasi kekhawatirannya kepada Rasulullah, tetapi Nabi saw menepis kekhawatiran tersebut.

Abu ‘Ubaydah bin al-Jarrah juga pernah menerima kabar gembira tentang orang yang meninggal tanpa menyekutukan Allah pasti akan masuk surga. Namun, ia enggan menyampaikannya kepada khalayak umum karena takut disalahpahami. Dalam situasi perang, ketika motivasi kaum Muslim menurun, ia akhirnya memotivasi mereka dengan hadits tersebut. Meskipun kemenangan diraih, Abu Ubaydah merasa menyesal karena khawatir orang-orang bergantung pada keimanan saja tanpa beramal.

Paparan-paparan di atas menunjukkan pentingnya penyampaian hadits pada tempatnya dan kesesuaian tingkat pemahaman ketika mengajarkan ajaran Nabi saw. Khususnya bagi para mubalig dan penceramah yang biasanya dihadiri oleh pendengar awam. Hadits-hadits mengenai keutamaan amal dan kabar gembira memang bermanfaat untuk menyemangati masyarakat, tetapi juga perlu diimbangi dengan hadits-hadits yang memberikan penjelasan agar pesan dari Rasulullah dapat dipahami dan diaplikasikan secara tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?