Allah SWT menutup pangkat kerasulan (risalah) dan kenabian (nubuwwah) pada Nabi Muhammad (SAW). Sejak kepergian Nabi Muhammad (SAW), Allah tidak lagi menganugerahkan risalah dan kenabian kepada manusia. Namun, derajat kewalian (wilayah) tetap dibuka oleh Allah. Setelah masa Nabi Muhammad (SAW), tidak ada lagi nabi dan rasul utusan Allah, sehingga penting untuk mengingat klaim-klaim dari orang-orang yang mengaku sebagai nabi atau rasul.
Nabi dan rasul-Nya dibekali dengan mukjizat, yaitu kejadian di luar kebiasaan yang menunjukkan kebenaran mereka serta kekuasaan dan keesaan Allah. Sementara itu, Allah masih menganugerahkan derajat kewalian kepada orang-orang yang Dia kehendaki setelah Nabi Muhammad (SAW). Para wali ini diangkat sebagai bukti kebenaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya. Mereka juga diberi karamatul auliya, yang merupakan kejadian luar biasa tanpa mendakwakan diri sebagai nabi atau rasul.
Karamatul auliya dapat berupa ijabah doa, kemunculan makanan tanpa sebab yang jelas saat kesulitan, kemunculan air saat kehausan, kemudahan menempuh jarak tertentu dalam waktu singkat, keselamatan dari musuh, mendengar suara petunjuk dari hatif (suara tanpa kehadiran orang yang mengatakannya), dan berbagai peristiwa luar biasa lainnya. Sebagai contoh, keramat yang diangkat oleh Al-Qur’an mencakup keramat Maryam yang memiliki makanan di luar musimnya, keramat ashabul kahfi, serta keramat Khidhir yang dianggap sebagai wali oleh sebagian ulama.
Hadits Nabi Muhammad (SAW) juga menyebutkan keramat para wali, seperti kisah Juraij, rahib di tengah Bani Israil, seorang bayi yang dapat berbicara kepada ibunya tentang cita-citanya, kisah tiga orang Bani Israil yang terperangkap dalam gua, sapi yang dapat berbicara kepada manusia, dan Uwais Al-Qarni. Semua ini merupakan keramat yang dikenal di masyarakat.
Lebih jauh, terdapat keramat yang lebih mulia daripada kejadian-kejadian luar biasa tersebut. Al-Qusyairi menyatakan bahwa keramat paling agung bagi para wali adalah senantiasa mendapatkan taufik Allah untuk berbuat taat kepada-Nya dan perlindungan dari maksiat. Oleh karena itu, tidak hanya kejadian luar biasa yang dapat dijadikan indikator kewalian seseorang, tetapi juga taufik Allah yang membuat mereka terus beribadah dan terjaga dari kemaksiatan.
Ragam keramat para wali Allah ini menunjukkan kebenaran para nabi dan rasul utusan Allah serta menegaskan kekuasaan dan keesaan-Nya.