- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kesucian Para Wali Allah dan Derajat Makrifat

Google Search Widget

Para wali Allah diakui sebagai individu yang memiliki kesucian dan kedekatan dengan Allah. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kesucian yang dimiliki oleh para wali setara dengan derajat kemakshuman para nabi (Ishmatul Anbiya). Dalam kajian tasawuf, Abul Qasim Al-Qusyairi menjelaskan bahwa para wali yang mencapai derajat kewalian tidak memiliki kemakshuman yang sama seperti para nabi. Meski demikian, mereka adalah hamba-hamba yang mendapatkan bimbingan, penjagaan, dan pemeliharaan dari Allah (mahfuzh). Ketika mereka melakukan kesalahan, Allah segera memberikan pertolongan kepada mereka. Kekhilafan yang dilakukan oleh para wali bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi, dan hal ini tidak menghapus status kewalian mereka.

Imam Al-Qusyairi menjelaskan bahwa ketika ditanya mengenai kemungkinan seorang wali bisa terjerumus dalam dosa, Imam Junaid Al-Baghdadi menjawab dengan menekankan kekuasaan Allah. Dalam konteks ini, Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam menyatakan bahwa salah satu tanda ketergantungan seseorang pada amal adalah hilangnya harapan saat terjatuh dalam dosa. As-Syarqawi menjelaskan bahwa orang-orang yang memiliki maqam makrifat tidak memandang diri mereka sebagai pelaku utama, melainkan melihat bahwa semua perbuatan adalah kehendak Allah. Ketika mereka terjatuh dalam dosa, mereka tetap menyaksikan keputusan Allah yang berlaku.

Bagi para wali, rasa takut dan harap kepada Allah tetap seimbang. Maksiat yang dilakukan tidak mengurangi rasa takut mereka kepada Allah, begitu pula dengan ibadah yang dilakukan tidak menambah harapan mereka. Ini merupakan ciri khas dari derajat makrifat (maqamul ‘irfan). Berbeda dengan kelompok murid dan abid yang bergantung pada amal perbuatan, para wali tidak terpengaruh oleh kekhilafan yang mereka lakukan dan tetap menyaksikan kehadiran Allah dalam setiap tindakan mereka. Sehingga, bagi mereka, pelaksanaan ibadah dan terjatuh dalam dosa adalah dua kondisi yang tidak berbeda, karena mereka terbenam dalam lautan tauhid. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?