Dialog antara Syekh Hatim dan Syekh Ashim bin Yusuf mengungkapkan pentingnya memahami dua jenis wudhu: wudhu lahir dan wudhu batin. Syekh Hatim mendorong Syekh Ashim untuk melaksanakan kedua wudhu tersebut, yang membuat Syekh Ashim merasa bingung dan bertanya tentang cara melakukannya. Syekh Hatim menjelaskan bahwa wudhu lahir adalah praktik wudhu yang biasa dilakukan, sedangkan wudhu batin mencakup taubat, penyesalan atas dosa, menghilangkan dendam, serta meninggalkan sifat-sifat buruk seperti penipuan, keraguan, dan cinta dunia.
Bagi kaum sufi, wudhu tidak hanya terbatas pada tindakan fisik, tetapi juga menyentuh aspek spiritual. Wudhu batin dianggap lebih sulit karena melibatkan pembersihan jiwa dan hati. Sebuah kisah menarik muncul dari interaksi antara seorang sarjana agama dan seorang guru sufi. Sarjana tersebut ingin menguji kesufian sang guru dan menanyakan hukum wudhu. Sang guru sufi menjelaskan bahwa wudhu bagi sarjana adalah tindakan fisik yang dilakukan sebelum memasuki kamar mandi, sedangkan bagi dirinya, wudhu adalah kewajiban setiap kali ia melupakan Allah.
Kedua jenis wudhu ini saling melengkapi dan menunjukkan peningkatan kualitas ibadah. Seperti halnya pendidikan, di mana seseorang harus terus belajar dan berkembang, demikian pula dalam aspek keagamaan. Semakin tinggi pengetahuan agama seseorang, semakin sempurna pula ibadahnya. Ibadah yang dilakukan tanpa landasan ilmu akan sia-sia. Oleh karena itu, orang berilmu lebih utama dibandingkan dengan ahli ibadah, seperti bulan yang bersinar di antara bintang-bintang. Namun, yang terbaik adalah orang yang memiliki ilmu dan juga melaksanakan ibadah.
Robert Frager memberikan contoh praktis untuk mengaplikasikan wudhu secara lahir dan batin. Misalnya, saat membersihkan tangan, seseorang seharusnya berharap agar tangan tersebut digunakan untuk melayani makhluk Allah dengan baik. Ketika berkumur, niatkan agar mulut hanya digunakan untuk berdoa dan mengagungkan Allah. Setiap langkah dalam wudhu seharusnya diiringi dengan harapan dan niat yang tulus, sehingga setiap anggota tubuh yang dibersihkan hanya akan digunakan untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah.
Dengan memahami dan melaksanakan wudhu lahir dan batin secara bersamaan, seorang hamba dapat meningkatkan kualitas ibadahnya dan mendekatkan diri kepada Allah.