- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Tanda Hati yang Sehat dan Sakit

Google Search Widget

Hati seorang hamba dapat mengalami berbagai kondisi, mulai dari sehat, sakit, hingga mati. Sayangnya, seringkali pemilik hati tidak menyadari kondisi tersebut karena kurangnya pengetahuan tentang tanda-tanda yang menunjukkan kesehatan, sakit, atau kematian hati. Oleh karena itu, penting untuk memahami tanda-tanda tersebut.

Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa dalil mengenai kondisi hati. Dalam QS Asy-Syu‘ara [26]: 88-89, Allah berfirman, “(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (sehat).” Sementara dalam QS Al-Baqarah [2]: 10, Allah menyatakan, “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” Selain itu, dalam QS Al-Baqarah [2]: 7, Allah berfirman, “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.”

Hati yang sakit tidak akan merasakan dampak dari kemaksiatan, tidak menyadari kebodohan, dan mengabaikan aqidah yang batil. Hati yang sakit cenderung “alergi” terhadap kebaikan dan lebih memilih bertahan dalam penyakitnya daripada menerima obat yang pahit. Sebaliknya, hati yang sehat akan merasakan sakitnya kemaksiatan, menyadari kebodohan, dan berusaha mendeteksi aqidah yang salah. Hati yang sehat juga mudah menerima kebaikan dan berupaya menyingkirkan penyakitnya.

Salah satu tanda hati yang sakit adalah berpaling dari makanan yang bermanfaat menuju makanan yang berbahaya, serta dari obat yang menyehatkan ke obat yang mencelakakan. Hati yang sehat, di sisi lain, akan memilih obat yang menyehatkan meskipun pahit, daripada terus-menerus menderita akibat penyakit. Makanan terbaik untuk hati adalah keimanan, dan obat terbaik adalah Al-Qur’an.

Tanda lain dari hati yang sehat adalah kecenderungan untuk meninggalkan urusan dunia dan berfokus pada akhirat. Meskipun tinggal di dunia, hati yang sehat akan merasa sebagai orang asing, mengambil dunia hanya untuk memenuhi kebutuhan, bukan keinginan. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengingatkan agar kita hidup di dunia seperti orang asing atau pelintas jalan.

Hati yang sehat selalu mengingatkan pemiliknya untuk rendah hati di hadapan Allah, bergantung kepada-Nya, dan mencintai-Nya tanpa mengingat atau mencintai yang lain. Ketika kehilangan kesempatan untuk berbuat baik, hati yang sehat akan merasakan penyesalan yang mendalam. Ia selalu merindukan kebaikan dan kemuliaan akhirat, serta merasa bahagia saat mengabdi kepada Allah.

Perhatian hati yang sehat hanya tertuju kepada Allah dalam ketaatan, selalu waspada terhadap kehilangan waktu berharga bersama-Nya. Saat waktu shalat tiba, perhatian duniawi akan sirna, digantikan dengan keinginan untuk merasakan ketenangan dan kekhusyuan. Hati yang sehat tidak pernah lalai mengingat Allah, tidak bosan dalam beribadah, dan memilih bersahabat dengan orang-orang yang mengingatkan kepada-Nya.

Ada beberapa hal yang dapat merusak kesehatan hati, antara lain banyak bicara yang tidak berguna, melihat hal-hal yang tidak halal, makan berlebihan meskipun halal, dan bergaul dengan lingkungan yang buruk. Sebaliknya, untuk menghidupkan dan menyehatkan hati, kita dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an, berzikir, berdoa, bershalawat, memperbanyak istigfar, melaksanakan shalat malam, dan bergaul dengan orang-orang saleh.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?