Dalam menempuh jalan Allah, seseorang yang ingin menjadi salik harus memahami hakikat nafsu, mengenali karakternya, serta berusaha menentang keinginan buruk yang muncul darinya. Memerangi hawa nafsu adalah tantangan yang lebih berat dibandingkan melawan musuh yang tampak, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah (SAW) ketika beliau kembali dari peperangan, di mana beliau menyebutkan bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu. Mereka yang berhasil mengalahkan nafsunya akan meraih keselamatan dan kebahagiaan, sedangkan mereka yang kalah akan mengalami kerugian dan penyesalan yang mendalam.
Mengapa orang yang mampu mengalahkan nafsunya bisa selamat dan bahagia? Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka untuk menahan diri dan mengendalikan keinginan, yang pada gilirannya menumbuhkan rasa takut dan ketaatan kepada Allah. Sebaliknya, mereka yang kalah oleh nafsunya cenderung mengikuti keinginan tanpa batas, mengutamakan kehidupan dunia, dan bertindak sewenang-wenang, bahkan lebih buruk dari makhluk yang tidak berakal.
Firman Allah dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia akan berakhir di neraka, sementara yang takut akan kebesaran Allah dan menahan diri dari hawa nafsu akan mendapatkan surga. Dalam konteks ini, posisi hati manusia berada di antara dua dorongan: dorongan nafsu dan dorongan Allah. Oleh karena itu, para ulama menggambarkan nafsu sebagai ujian dan sumber petaka bagi manusia yang tidak dapat mengendalikannya.
Manusia terbagi menjadi tiga kategori dalam menghadapi nafsu: pertama, mereka yang mampu mengendalikannya; kedua, mereka yang kadang-kadang mampu mengendalikannya tetapi sering kali kalah; dan ketiga, mereka yang sepenuhnya dikuasai oleh nafsunya. Nafsu yang dikenal sebagai “nafsu amarah” adalah penggerak utama keburukan, dan hanya nafsu yang dirahmati Allah yang dapat kembali kepada-Nya.
Perjuangan melawan nafsu amarah adalah bagian dari jihad yang harus dilakukan oleh setiap individu. Tanpa pertolongan Allah, tidak ada yang dapat terlepas dari keburukan nafsu dan tipu daya setan. Oleh karena itu, penting untuk memohon perlindungan kepada Allah agar terhindar dari keburukan tersebut. Setan adalah musuh nyata yang selalu berusaha menjerumuskan manusia ke dalam kebinasaan.
Meskipun nafsu amarah memiliki sisi negatif, ia juga berfungsi sebagai arena jihad dan ujian diri. Oleh karena itu, bagi mereka yang ingin menempuh jalan Allah, penting untuk menyadari dan memerangi nafsu amarah demi mencapai derajat yang lebih tinggi, seperti nafsu lawamah dan nafsu muthmainnah, serta mendekatkan diri kepada Allah. Penjelasan lebih lanjut mengenai dua nafsu terakhir ini akan dibahas di kesempatan berikutnya.