- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Adab dalam Menuntut Ilmu dari Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir

Google Search Widget

Menuntut ilmu merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam syariat Islam, tanpa ada batasan waktu dan tempat. Rasulullah Muhammad (SAW) menekankan pentingnya menuntut ilmu, bahkan hingga ke negeri yang jauh seperti China. Dua hadits ini menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mencari ilmu Allah yang luas. Namun, menuntut ilmu memiliki tata cara dan adab yang harus diikuti, yang dikenal dengan adab al-muta’allim.

Al-Imam Fakhruddin ar-Razi, dalam kitabnya Tafsir al-Fakhru ar-Razi, menguraikan adab dalam menuntut ilmu melalui kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir ‘alaihima as-salam. Dari kisah tersebut, terdapat sembilan adab yang perlu diperhatikan:

  1. Mengabdi dan Bersikap Tawadhu’: Seorang murid harus menunjukkan sikap rendah hati dan meminta izin kepada guru sebelum menuntut ilmu. Contoh dari Nabi Musa yang meminta izin kepada Nabi Khidir menggambarkan adab ini.
  2. Menyatakan Diri sebagai Murid yang Tak Tahu: Seorang murid seharusnya tidak bersikap angkuh atau menunjukkan kepintarannya di hadapan guru. Sebaliknya, ia harus mengakui ketidaktahuannya dan memuji guru sebagai sumber pengetahuan.
  3. Ketidakbolehan Memiliki Banyak Permintaan kepada Guru: Seorang murid harus memahami bahwa tidak pantas meminta banyak dari guru, melainkan cukup meminta sebagian kecil ilmu yang dapat bermanfaat.
  4. Mengakui bahwa Semua Ilmu Datangnya dari Allah: Seorang murid harus meyakini bahwa seluruh ilmu berasal dari Allah, termasuk ilmu yang dimiliki oleh gurunya.
  5. Meminta Petunjuk dan Bimbingan dari Guru: Selain meminta ilmu, seorang murid juga perlu memohon petunjuk dan nasihat dari guru agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan.
  6. Ketidakbolehan Menentang dan Membantah Guru: Seorang murid harus tunduk dan tidak membantah keputusan guru, termasuk dalam hal-hal yang bersifat pribadi seperti pernikahan.
  7. Mencari Ilmu Tanpa Memperhitungkan Status Sosial: Menuntut ilmu tidak boleh didasarkan pada status sosial. Kebenaran harus dihargai tanpa memandang siapa yang menyampaikannya.
  8. Mondok untuk Mengabdi dan Kemudian Mengaji: Seorang pelajar sebaiknya mengutamakan pengabdian kepada guru sebelum menimba ilmu, sesuai dengan urutan yang diajarkan.
  9. Belajar Harus untuk Ilmu, Bukan yang Lain: Niat dan tujuan dalam menuntut ilmu harus murni untuk mendapatkan pengetahuan, bukan untuk kepentingan duniawi.

Dengan memahami dan menerapkan adab-adab ini, seorang penuntut ilmu dapat menjalani proses belajar dengan baik dan mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dipelajarinya. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?