- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Tasawuf dan Sufi dalam Pandangan Imam Al-Ghazali

Google Search Widget

Menjelaskan tasawuf dan sufi sering kali menjadi tantangan, baik dengan kalimat singkat maupun penjelasan yang lebih kompleks. Tasawuf memiliki pokok utama yang tidak dapat dipisahkan, sementara banyak penjelasan lain hanya merupakan cabang atau ekspresi dari pokok-pokok tasawuf tersebut. Imam Al-Ghazali memberikan penjelasan yang singkat namun mendalam mengenai tasawuf.

Dalam kitab Ayyuhal Walad, Imam Al-Ghazali menyebutkan dua pilar utama dalam tasawuf, yaitu hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minan nas (hubungan dengan sesama manusia). Penjelasan ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh anak-anak, namun tetap memiliki bobot yang bermanfaat bagi orang dewasa. Ia menyatakan bahwa tasawuf memiliki dua pilar, yaitu istiqamah bersama Allah dan berinteraksi dengan baik terhadap makhluk-Nya. Siapa pun yang istiqamah dan berakhlak baik, maka ia adalah seorang sufi.

Imam Al-Ghazali memahami inti dari tasawuf dengan baik, sebagaimana yang ia tulis dalam karya-karyanya, terutama Ihya Ulumiddin. Istiqamah bersama Allah memerlukan kesatuan hati dan tindakan yang sesuai dengan ajaran Islam, sementara interaksi yang baik dengan makhluk-Nya merupakan aspek penting yang tidak terpisahkan dari istiqamah.

Tasawuf bukanlah sekadar persoalan lahiriah seperti penampilan fisik, melainkan juga mencakup perilaku dan akhlak. Sufi, dalam pandangan Imam Al-Ghazali, adalah orang yang menjaga perilakunya agar senantiasa taat kepada Allah, baik secara lahir maupun batin, serta peduli terhadap sesama dan lingkungan. Dengan pemahaman ini, setiap orang dapat menjadi sufi tanpa harus mengubah penampilan atau meninggalkan aktivitas sehari-hari, asalkan tidak melanggar syariat.

Pelajar, mahasiswa, santri, guru, dosen, dan berbagai profesi lainnya dapat menyandang status sufi dengan menerapkan dua pilar tasawuf tersebut tanpa harus terpengaruh oleh fenomena hijrah. Setiap individu memiliki kesempatan untuk menjadi sufi dengan menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama, tanpa harus mengubah identitas aslinya. Wallahu a‘lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?