Silaturahim merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjalin persaudaraan dan kerukunan dengan orang lain, terutama pada momen lebaran yang sering dijadikan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, kerabat, dan teman. Salah satu bentuk silaturahim adalah dengan bertamu, yaitu mengunjungi rumah orang lain. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Muhammad (SAW) bersabda: “Ketika tamu datang pada suatu kaum, maka ia datang dengan membawa rezekinya. Ketika ia keluar dari kaum, maka ia keluar dengan membawa pengampunan dosa bagi mereka” (HR Ad-Dailami).
Untuk mencapai hasil yang baik dalam bertamu, penting bagi seseorang untuk menjaga adab atau etika. Berikut adalah beberapa adab dalam bertamu:
- Segera beradaptasi dengan tuan rumah, termasuk menyantap makanan yang disediakan tanpa beralasan sudah kenyang.
- Tidak bertanya tentang hal-hal di rumah tuan rumah, kecuali mengenai arah kiblat dan lokasi toilet.
- Tidak mengintip ke arah tempat wanita.
- Tidak menolak ketika dipersilakan duduk di tempat yang disediakan dan menerima penghormatan dari tuan rumah.
- Membasuh tangan sebelum makan jika menggunakan tangan.
- Jangan mencegah tuan rumah yang sedang melakukan sesuatu.
Syekh Sulaiman al-Jamal juga menambahkan beberapa adab lainnya, seperti tidak keluar dari rumah kecuali dengan izin tuan rumah, tidak duduk di depan ruangan wanita, dan tidak terlalu banyak melihat ke arah tempat makanan disajikan.
Selain itu, ketika seseorang ingin menginap, sebaiknya tidak melebihi tiga hari, sesuai dengan anjuran dalam hadits: “Jamuan hak tamu berjangka waktu tiga hari. Lebih dari itu, jamuan adalah sebuah sedekah. Tidak boleh bagi tamu untuk menginap di suatu rumah hingga ia menyusahkannya” (HR Bukhari Muslim).
Dengan menjaga adab-adab ini, kita dapat memastikan bahwa tujuan bertamu tercapai dan hubungan yang baik dapat terjalin. Wallahu a’lam.