Ajaran Islam dikenal luas sebagai sistem yang kompleks dan mencakup berbagai aspek kehidupan umat manusia. Setiap perilaku, sekecil apapun, telah diatur oleh Islam, mulai dari aqidah, hukum, hingga interaksi sosial dan bahkan cara tidur. Semua ini didasarkan pada wahyu yang diturunkan Allah, ribuan hadits Nabi Muhammad (SAW), serta ajaran para ulama yang tertuang dalam berbagai karya tulis.
Meskipun ajaran Islam terlihat rumit, pada dasarnya, semua ini dapat diringkas dalam dua prinsip utama: mengagungkan Allah subhânahû wa ta’âlâ dan menunjukkan kasih sayang terhadap makhluk-Nya. Hal ini diungkapkan oleh Syekh Muhammad Nawawi Banten dalam kitabnya, Nashâihul ‘Ibâd, yang menyatakan bahwa semua perintah Allah kembali kepada dua hal tersebut.
Dalam kitab lainnya, Tafsir Marâh Labîd, Syekh Nawawi juga menegaskan bahwa ketaatan dalam Islam terfokus pada dua hal: mengagungkan Allah dan berbuat kasih sayang kepada sesama makhluk-Nya. KH Subhan Makmun, seorang pengasuh pondok pesantren, menambahkan bahwa seseorang yang hanya mengagungkan Allah tanpa menunjukkan kasih sayang kepada makhluk-Nya belum dapat dikatakan taat dengan sebenar-benarnya.
Sebagai ilustrasi, KH Subhan memberikan contoh situasi ketika seseorang bangun untuk shalat tahajud dan menemukan semut-semut yang mengerubungi bangkai cicak. Jika ia memilih untuk menyapu semut-semut itu agar dapat shalat, maka ia belum sepenuhnya menjalankan ketaatan, karena ia mengagungkan Allah tetapi tidak menunjukkan kasih sayang terhadap makhluk-Nya yang sedang mencari makan.
Lebih lanjut, Imam Abu Hayan Al-Andalusi dalam kitab tafsirnya, Al-Bahrul Muhîth, menegaskan bahwa kebahagiaan sejati terikat pada dua hal ini: mengagungkan Allah dan bersikap kasih sayang terhadap makhluk-Nya. Ia juga mengingatkan bahwa kebinasaan dan kesedihan sering kali menimpa orang-orang yang tidak mengagungkan Allah dan tidak berbuat baik kepada sesama.
Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa meraih kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat, memerlukan pengamalan dua ajaran inti Islam: mengagungkan Allah dan mengasihi sesama makhluk-Nya. Menghormati Allah tanpa memperhatikan makhluk-Nya tidak akan mendatangkan kebahagiaan, melainkan dapat berujung pada kemurkaan-Nya. Dalam konteks ini, penting bagi setiap individu untuk menjaga keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan kasih sayang kepada sesama, agar mendapatkan ridha-Nya.