Dalam perjalanan spiritualnya, seorang sufi besar, Bisyir Al-Hafi, menemukan sebuah lembaran yang mengandung kalimat suci “bismillahir rahmanir rahim”. Kejadian ini mengejutkannya, dan dengan penuh rasa hormat, ia menyimpan lembaran tersebut dengan hati-hati. Sesampainya di rumah, ia membersihkan kertas yang terinjak dan penuh debu, serta mengoleskannya dengan wewangian untuk memuliakannya. Ia menempatkan lembaran itu di sudut rumahnya agar tidak terinjak oleh orang lain.
Malam harinya, Bisyir bermimpi mendengar suara yang menyampaikan pesan luar biasa: “Duhai Bisyir, engkau telah mengharumkan nama-Ku di dunia, maka Kuharumkan namamu di dunia dan di akhirat.” Sejak malam itu, Bisyir diangkat menjadi kekasih Allah, waliyullah (kekasih Allah) yang terhormat.
Kisah ini menggambarkan betapa pentingnya memuliakan nama Allah dan menunjukkan bagaimana tindakan sederhana dapat membawa berkah dan pengakuan dari-Nya. Dengan menaruh rasa hormat terhadap kalimat suci, Bisyir tidak hanya membersihkan lembaran tersebut, tetapi juga memperkuat ikatannya dengan Allah (SWT). Kisah ini diambil dari pengajaran KH Muhammad Shofi Al-Mubarok Baidlowie, yang menekankan pentingnya akhlak dan tasawuf dalam kehidupan sehari-hari.