Kata “takwa” sering kita dengar, terutama dalam konteks khutbah Jumat. Pesan takwa (washiyat bit takwa) menjadi salah satu rukun dalam khutbah tersebut, mengingatkan kita untuk selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Namun, seringkali kita jarang mendengar pesan takwa yang disampaikan oleh Rasulullah (SAW).
Dalam Kitab Sirajut Thalibin, Syekh Ihsan M Dahlan Jampes Kediri mengutip beberapa hadits yang berisi pesan takwa dari Rasulullah (SAW). Pesan-pesan ini tidak hanya berkaitan dengan kesalehan ritual, tetapi juga mencakup kesalehan sosial dan moral.
Salah satu hadits yang terkenal adalah dari Abu Dzar, yang menyatakan bahwa Rasulullah (SAW) berkata, “Bertakawalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya hal itu dapat menghapusnya. Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik” (HR At-Tirmidzi). Pesan ini menekankan pentingnya ketakwaan dan akhlak dalam interaksi sehari-hari.
Pesan takwa berikutnya berhubungan dengan sikap warga negara terhadap pemerintah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Najih Al-Irbadh bin Sariyah, Rasulullah (SAW) menasihati agar kita tetap bertakwa kepada Allah, patuh, dan taat kepada pemimpin, meskipun pemimpin tersebut adalah seorang budak Habsyi (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi). Ini menunjukkan pentingnya ketaatan dan kesadaran sosial dalam bernegara.
Selanjutnya, Rasulullah (SAW) juga mengajarkan tentang solidaritas sosial dan akhlak komunikasi di ruang publik. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Adi, beliau bersabda, “Takutlah kepada api meski hanya dengan (sedekah) sobekan kurma. Siapa saja yang tidak menemukan sobekan kurma, maka bisa dengan kalimat yang baik” (HR Bukhari). Ini menunjukkan bahwa setiap tindakan baik, sekecil apapun, memiliki nilai yang besar.
Rasulullah (SAW) juga menekankan kesetaraan dan kemanusiaan dalam haditsnya, “Wahai manusia, Tuhanmu satu. Nenek moyangmu juga satu. Ketahuilah, tidak ada kelebihan bangsa Arab di atas bangsa ajam, tidak ada kelebihan bangsa ajam di atas bangsa Arab, tidak ada kelebihan bangsa kulit hitam di atas bangsa kulit merah, dan tidak ada kelebihan bangsa kulit merah di atas kulit hitam kecuali sebab ketakwaannya kepada Allah. Kamu semua dari Nabi Adam, dan Nabi Adam dari tanah” (Musnad Abdullah Ibnul Mubarak). Pesan ini menegaskan bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah.
Terakhir, ketika ditanya tentang siapa yang termasuk dalam keluarganya, Rasulullah (SAW) menjawab, “Siapa saja yang bertakwa” (HR Baihaqi). Ini menunjukkan bahwa ketakwaan adalah ukuran sejati dari kedekatan seseorang dengan Rasulullah (SAW).
Pesan-pesan takwa dari Rasulullah (SAW) yang dikutip oleh Syekh Ihsan M Dahlan Jampes Kediri dalam Kitab Sirajut Thalibin memiliki relevansi yang abadi. Mereka mengajarkan kita tentang pentingnya akhlak, solidaritas, dan kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari, serta menekankan bahwa ketakwaan adalah landasan utama dalam berinteraksi dengan Allah dan sesama manusia.