- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Ketergantungan dan Kedekatan dengan Allah dalam Situasi Ketakutan

Google Search Widget

Jatuhnya pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang meninggalkan duka yang mendalam bagi banyak orang, terutama bagi keluarga yang kehilangan orang tercinta. Kejadian tragis ini mengingatkan kita akan ketidakpastian hidup dan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah (SWT) dalam setiap keadaan.

Beberapa hari sebelum kecelakaan tersebut, penulis merasakan ketakutan yang lebih dari biasanya saat terbang dari Jakarta ke Yogyakarta. Perasaan cemas ini muncul karena pikiran akan kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat. Dalam situasi seperti itu, secara alami, doa dan harapan akan perlindungan Tuhan muncul dalam benak. Di ketinggian 30.000 kaki, ketergantungan kepada Tuhan menjadi semakin nyata, karena hanya kepada-Nya kita berharap keselamatan.

Dalam surat Al-A’raf ayat 172, Allah (SWT) mengingatkan kita bahwa setiap jiwa telah bersaksi bahwa Dia adalah Tuhan kita. Namun, dalam kesibukan dan kenyamanan dunia, seringkali kita lupa akan ikrar tersebut. Hanya dalam keadaan tertentu, seperti saat menghadapi ketakutan, kita dapat kembali menyadari kerapuhan kita dan kekuatan Tuhan yang Maha Kuasa.

Ketika pesawat mengalami turbulensi, semua penumpang cenderung memanggil nama-Nya, menandakan ketergantungan yang mendalam. Para sufi, dalam ajaran mereka, selalu berusaha mengembangkan kesadaran akan ketergantungan kepada Allah (SWT), bahkan dalam keadaan aman sekalipun. Kesadaran ini menciptakan kedekatan dengan Tuhan, yang menjadi sumber kekuatan dan perlindungan.

Ibn Athaillah dalam kitab Al-Hikam-nya menegaskan bahwa orang-orang bijak selalu merawat rasa ketergantungan kepada Tuhan. Kesadaran akan kekurangan dan kerentanan diri adalah momen terbaik dalam kehidupan. Semakin dekat kita dengan Allah (SWT), semakin bijak dan arif kita dalam bersikap terhadap lingkungan sekitar.

Setelah mendarat, penulis bercanda dengan teman yang duduk di sampingnya tentang bagaimana pengalaman terbang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah (SWT). Momen-momen ketakutan seperti itu, meskipun tidak diinginkan, dapat menjadi pengingat berharga akan pentingnya hubungan kita dengan Sang Pencipta. Wallahu a‘lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 5

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?