Hati merupakan bagian terpenting bagi manusia. Kesehatan hati akan mempengaruhi kondisi keseluruhan individu. Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad (SAW): “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging tersebut buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat merusak hati.
Imam al-Muhasibi dalam kitabnya, Risalah al-Mustarsyidîn, menyebutkan dua penyebab utama rusaknya hati: meninggalkan muhâsabah (introspeksi) dan tertipu oleh panjangnya ambisi. Meninggalkan muhâsabah berarti tidak melakukan evaluasi diri. Hanya diri kita sendiri dan Allah yang mengetahui kesalahan dan maksiat yang telah kita lakukan. Oleh karena itu, penting untuk bertanya pada diri sendiri, seperti “Wahai diriku, apakah engkau malu kepada Tuhanmu yang Maha Melihat atas segala perbuatanmu?”
Selain itu, kita juga perlu menyadari dosa-dosa dan aib diri sendiri, sehingga kita dapat memohon ampunan dan melupakan aib orang lain.
Penyebab kedua adalah tertipu oleh panjangnya angan-angan. Panjang angan dapat membuat kita terjebak dalam dunia dan melupakan akhirat. Ini bukan berarti kita harus melupakan dunia sepenuhnya, tetapi lebih kepada sikap zuhud, yaitu mengambil yang diperlukan saja. Imam al-Muhasibi menganjurkan agar kita meminta pertolongan kepada Allah untuk membatasi angan-angan dengan terus mengingat kematian.
Dengan memahami dua penyebab ini, diharapkan kita dapat menjaga hati kita dari kerusakan, sehingga tidak melupakan akhirat dan tetap bertanggung jawab atas amal yang kita lakukan di dunia. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari dua unsur ini.