Banyak orang menganggap usia 40 tahun sebagai angka yang istimewa dalam perjalanan hidup seseorang. Pada usia ini, seseorang dianggap telah mencapai tingkat kematangan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, mengapa angka 40 ini menjadi penanda yang signifikan?
Dalam Surat Al-Ahqaf ayat 15, disebutkan bahwa seseorang yang telah mencapai usia 40 tahun telah mencapai puncak kematangan berpikir. Kematangan ini sebenarnya mulai berkembang sekitar sepuluh tahun sebelum mencapai usia tersebut. Ayat ini menekankan pentingnya berbuat baik kepada orang tua dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi dalam tafsir mereka menyatakan bahwa kematangan berpikir dan emosional seseorang dimulai pada usia 30 atau 33 tahun, dengan puncaknya di usia 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia ini, seseorang telah mencapai kesempurnaan dalam kekuatan, logika, dan pandangan hidupnya.
Selain itu, hadits yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW dan dikutip oleh Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa orang yang telah melewati usia 40 tahun dan kebaikannya tidak lebih banyak daripada keburukannya harus bersiap-siap untuk menghadapi konsekuensi dari perbuatannya. Ini bukan berarti bahwa tidak ada harapan bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi lebih sebagai pengingat untuk merenungkan tindakan dan tujuan hidup.
Angka 40 tahun seharusnya menjadi titik balik untuk merenungkan kembali arah hidup dan meningkatkan produktivitas dalam berbagai bidang yang positif. Dengan demikian, usia ini dapat menjadi kesempatan untuk berbenah diri dan memperbaiki kualitas hidup. Wallahu a‘lam.