Ilmu agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebagaimana ditekankan oleh Nabi Muhammad (SAW) dalam sabdanya: “Orang yang dikehendaki baik oleh Allah, maka ia akan dipandaikan di dalam urusan agama dan ia akan diberi ilham petunjuk kebenaran oleh Allah” (HR. al-Bukhari). Hadis ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap ilmu agama berpotensi membawa seseorang kepada akhir yang baik (husnul khatimah).
Imam al-Ghazali dalam kitabnya, Ihyâ’ ‘Ulûmid Dîn, mengungkapkan bahwa ilmu dan hikmah adalah makanan bagi hati manusia. Beliau mengutip pernyataan Fath al-Mushili rahimahullah yang menyatakan bahwa sama seperti tubuh yang akan mati jika tidak mendapatkan makanan dan minuman, hati pun akan mati jika tidak mendapatkan hikmah dan ilmu selama tiga hari. Dengan kata lain, ilmu dan hikmah adalah kebutuhan pokok bagi hati agar tetap hidup.
Ketidakmampuan seseorang untuk merasakan pentingnya ilmu sering kali disebabkan oleh cinta dunia dan kesibukan yang melalaikan. Seperti halnya seseorang yang terjebak dalam ketakutan atau mabuk, mereka mungkin tidak merasakan luka yang diderita hingga keadaan tersebut berlalu. Begitu pula, ketika seseorang menghadapi kematian, barulah ia menyadari kerusakan yang ada dalam dirinya, yang mana penyesalan tersebut tidak ada gunanya lagi.
Imam al-Ghazali mengingatkan bahwa manusia sering kali tertidur dalam kehidupan dunia ini, dan hanya akan terbangun ketika menghadapi kematian. Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa hikmah diberikan kepada orang-orang yang dikehendaki Allah, dan barangsiapa yang diberi hikmah, sesungguhnya ia telah diberi kebaikan yang banyak (QS Al-Baqarah: 269). Dalam konteks ini, hikmah dapat diartikan sebagai kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah dalam tindakan yang diambil.
Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk selalu mencari ilmu dan hikmah agar hati tetap hidup dan tidak terlena oleh kesibukan duniawi. Sebab, hanya dengan ilmu dan hikmah, seseorang dapat menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.