- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Enam Tingkat Keimanan Manusia di Hadapan Allah

Google Search Widget

Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang paling utama. Kepercayaan akan keberadaan Allah, sebagai Zat yang melampaui segala makhluk-Nya, mengangkat derajat seseorang dan memberikan ketenangan hati. Namun, tingkat keimanan seseorang berbeda-beda. Syekh M Nawawi Banten menjelaskan ada enam tingkat keimanan yang dapat dijadikan rujukan.

Tingkat pertama adalah iman taklid. Pada tingkat ini, keimanan seseorang didasarkan pada ucapan orang lain, biasanya para ulama, tanpa memahami dalilnya. Meskipun keimanan ini sah, namun seseorang sebaiknya tidak hanya bergantung pada ucapan orang lain tanpa mencari dalil sendiri.

Tingkat kedua adalah iman ilmu atau ilmul yaqin. Di sini, keimanan didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap aqidah dan dalil-dalilnya. Namun, orang yang berada pada dua tingkat ini masih terhalang dari Zat Allah.

Tingkat ketiga adalah iman ‘iyan atau ainul yaqin. Pada tingkat ini, seseorang dapat mengenal Allah (makrifatullah) melalui pengawasan batin. Dalam keadaan ini, Allah tidak pernah ghaib dari pandangan batinnya.

Tingkat keempat adalah iman haq atau haqqul yaqin. Dengan keimanan ini, seseorang dapat melihat Allah melalui batinnya. Para ulama menyebutkan bahwa orang yang mencapai derajat ini hanya memandang Allah, dan terhalang dari makhluk-Nya.

Tingkat kelima adalah iman hakikat. Pada tingkat ini, seseorang merasa lenyap karena Allah dan terpesona oleh cinta-Nya. Ia tidak melihat apapun selain Allah, bahkan dirinya sendiri.

Tingkat keenam adalah iman pada maqam baqa. Di tingkat ini, seseorang dapat memandang Allah dan makhluk-Nya sekaligus tanpa terjebak dalam ilusi. Ia menyadari keberadaan dua entitas yang berbeda, yaitu Allah sebagai ujud hakiki dan makhluk-Nya sebagai ujud majazi. Tingkat ini dianggap sebagai maqam yang lebih sempurna, di mana seseorang tetap menjaga hubungan dengan alam dan makhluk lain sembari berhubungan dengan Allah.

Dengan memahami enam tingkat keimanan ini, kita diingatkan bahwa setiap orang memiliki jalan dan tingkat keimanan yang berbeda. Namun, kita tidak seharusnya menilai tingkat keimanan orang lain, karena setiap individu mendapatkan petunjuk dari Allah sesuai kehendak-Nya. Tingkat keimanan yang lebih tinggi sering kali merupakan anugerah ilahi yang tidak dapat dicapai hanya dengan usaha manusia semata.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?