Bencana alam seperti gempa, banjir, dan angin topan seringkali datang tanpa peringatan, menyebabkan kepanikan di antara orang-orang yang mengalaminya. Dalam situasi seperti ini, penting bagi seorang Muslim untuk tetap bersikap baik dan mengikuti adab Islami. Berikut adalah tiga adab utama yang sebaiknya diterapkan saat menghadapi bencana berdasarkan ajaran Islam.
Adab pertama adalah menyelamatkan diri. Dalam situasi darurat, bahkan seseorang yang sedang melaksanakan shalat fardhu diperbolehkan untuk membatalkan shalat demi menyelamatkan diri dari ancaman bencana. Hal ini berdasarkan riwayat yang menyatakan bahwa seorang sahabat Nabi Muhammad (SAW) yang sedang shalat harus mengikuti hewan tunggangannya yang lepas. Para ulama sepakat bahwa menjaga keselamatan jiwa harus diprioritaskan di atas pelaksanaan shalat.
Adab kedua adalah merendahkan diri kepada Allah dengan berdoa untuk keselamatan dan kebaikan. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad (SAW) mengajarkan doa ketika angin kencang bertiup, memohon kepada Allah untuk kebaikan dari angin tersebut dan berlindung dari keburukannya. Berdoa dalam situasi bencana adalah cara untuk mengingat Allah dan meminta perlindungan-Nya.
Adab ketiga, jika memungkinkan, disunnahkan untuk melakukan shalat sunnah mutlak dua rakaat secara sendirian. Hal ini sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan untuk menunjukkan rasa syukur serta ketergantungan kepada-Nya di tengah bencana. Para ulama menganjurkan agar setiap individu mendekatkan diri kepada Allah melalui doa dan shalat ketika mengalami bencana.
Ketiga adab ini menunjukkan bahwa dalam kondisi sulit sekalipun, seorang Muslim tetap harus ingat kepada Allah dan berusaha untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan ajaran-Nya. Mengingat Allah dalam setiap keadaan adalah kunci untuk mendapatkan ketenangan dan perlindungan.