Hati merupakan salah satu ruang penting dalam kehidupan manusia, yang memainkan peran krusial dalam menentukan warna kehidupan sehari-hari. Pertikaian atau peperangan antara negara, kelompok, atau faksi politik sering kali berakar dari keruhnya hati manusia yang dipenuhi cinta dunia. Syekh Ibnu Athaillah menggambarkan pentingnya menjaga kebersihan hati dari cinta dunia yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam berbagai jalan yang merugikan.
Dalam salah satu karyanya, Syekh Ibnu Athaillah menyatakan bahwa kedudukan kenikmatan hawa nafsu di hati merupakan penyakit kronis. Hati adalah ruang kosong yang dapat diisi dengan berbagai hal, namun orang beriman seharusnya mengisinya dengan keimanan, makrifat, dan keyakinan. Syekh Ibnu Abbad juga menekankan bahwa hati adalah tempat bagi keimanan, makrifat, dan keyakinan.
Namun, ketika hati telah terjangkit penyakit cinta dunia, maka keimanan dan keyakinan tidak akan menemukan tempat di dalamnya. Syekh Syarqawi menjelaskan bahwa ketika penyakit cinta dunia telah mengikat kuat di hati, maka tidak ada lagi tempat bagi obat-obatan spiritual seperti iman dan pengetahuan. Dalam kondisi ini, apapun tidak akan bermanfaat kecuali pertolongan Ilahi.
Orang yang mengalami sakit kronis di dalam batinnya akan terus terjebak dalam cinta dunia, merasa tidak puas dengan apapun yang dimiliki. Mereka akan mengejar bayang-bayang dunia dengan cara yang merusak, dan dampaknya akan meluas. Nasihat apapun tidak akan menyadarkan mereka, kecuali kondisi tertentu yang menakutkan atau suasana yang membuat mereka merindukan Allah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga hati agar tidak terperosok ke dalam cinta dunia yang merugikan.