- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Cinta Sejati kepada Allah Menurut Syekh Ibnu Athaillah

Google Search Widget

Syekh Ibnu Athaillah menjelaskan bahwa cinta kepada Allah dapat dibedakan antara cinta yang tulus dan cinta yang hanya sebatas ucapan. Cinta sejati kepada Allah tidak hanya diungkapkan dengan kata-kata, tetapi harus dibuktikan melalui tindakan dan pengorbanan. Dalam hikmahnya, Syekh Ibnu Athaillah menyatakan bahwa seorang pecinta sejati tidak mengharapkan imbalan dari kekasihnya. Ia berusaha memberikan yang terbaik tanpa mengharapkan balasan, sebagaimana dijelaskan dalam ungkapan: “Pecinta itu bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari kekasihnya atau mengejar sebuah tujuan dari sang kekasih. Pecinta itu orang yang berbuat sesuatu untukmu.”

Syekh Syarqawi menambahkan bahwa mereka yang mengaku cinta kepada Allah seharusnya tidak mengharapkan apapun dari amal ibadah yang mereka lakukan. Cinta sejati kepada Allah berarti mengharapkan ridha-Nya semata, tanpa mengharapkan surga atau keselamatan dari neraka. Hal ini menunjukkan bahwa cinta sejati tidak terikat pada imbalan, melainkan pada pengorbanan yang tulus.

Lebih jauh, Syekh Ibnu Abbad menjelaskan bahwa cinta menuntut pengorbanan total dari pecinta untuk kesenangan kekasihnya, tanpa mengharapkan bagian yang harus diterima dari kekasihnya. Cinta yang sejati adalah ketika hati tidak berpaling kepada selain kekasihnya, dalam hal ini Allah SWT. Jika seseorang menyembah Allah hanya untuk mendapatkan surga-Nya, maka ia sebenarnya tidak mencintai Allah, tetapi hanya mencintai surga.

Penting untuk diingat bahwa penjelasan ini bukan untuk menilai kadar cinta seseorang kepada Allah, karena cinta adalah masalah yang tersembunyi di dalam hati masing-masing individu. Semua ini bertujuan untuk mendorong kita melakukan evaluasi diri mengenai penghambaan kita kepada Allah SWT. Wallahu a‘lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?