Penyakit adalah salah satu ujian yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Dalam menghadapi sakit, umat Islam diajarkan untuk bersabar dan tetap berdoa. Islam, melalui lisan Nabi Muhammad (SAW) dan para ulama, mengajarkan pentingnya kesabaran ketika menghadapi cobaan, termasuk sakit. Kesabaran dalam menghadapi penyakit memiliki banyak keutamaan dan pahala yang dijanjikan Allah.
Dalam kitab al-Majmû’, Imam Nawawi menjelaskan bahwa bersabar saat sakit adalah sunnah. Al-Qur’an dalam Surat Az-Zumar ayat 10 menyatakan bahwa orang yang bersabar akan mendapatkan pahala tanpa hitungan. Hadits riwayat Imam Muslim juga menyebutkan bahwa setiap muslim yang mengalami sakit, Allah akan menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.
Salah satu kisah yang menginspirasi adalah tentang seorang wanita yang datang kepada Nabi Muhammad (SAW) dan meminta doa untuk kesembuhannya dari penyakit ayan. Nabi menawarkan dua pilihan: bersabar dan mendapatkan surga, atau mendoakannya untuk sembuh. Wanita itu memilih untuk bersabar, menunjukkan bahwa kesabaran dapat membawa seseorang kepada kemuliaan di sisi Allah.
Ada pula pelajaran dari sahabat Imron, yang merasakan kemuliaan ketika sakit dan mendengar salam dari para malaikat. Ketika ia sembuh, suara salam itu hilang, dan ia meminta agar penyakitnya kembali agar bisa mendengar salam tersebut lagi. Ini menunjukkan bahwa kesabaran dalam sakit dapat mendatangkan berkah dan kemuliaan dari Allah.
Namun, penting untuk diingat bahwa berharap kematian saat sakit adalah makruh. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad (SAW) mengingatkan agar tidak berharap mati karena kesulitan, tetapi jika terpaksa, berdoalah agar Allah memberikan yang terbaik, baik dalam kehidupan maupun kematian.
Kesabaran dalam menghadapi sakit bukan hanya tentang menahan rasa sakit, tetapi juga tentang menerima takdir dan berusaha untuk tetap berdoa serta berikhtiar. Dengan bersabar, seorang muslim dapat meraih pahala yang besar dan mendekatkan diri kepada Allah.