Fenomena alam seperti gerhana bulan dan gerhana matahari merupakan tanda keagungan Allah (SWT) yang seharusnya membuat manusia semakin meresapi kehadiran-Nya dan meningkatkan penghambaan. Dalam Islam, gerhana matahari dikenal sebagai kusufus syamsi dan gerhana bulan sebagai khusuful qamar. Umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan shalat khusuf setiap kali menyaksikan peristiwa ini.
Imam Al-Ghazali dalam risalahnya Al-Adab fid Din menyebutkan beberapa adab yang sebaiknya dilakukan saat menyambut gerhana bulan, yaitu:
- Senantiasa memiliki rasa takut: Rasa takut ini ditujukan kepada Allah (SWT) dan bukan kepada fenomena gerhana itu sendiri. Rasa takut yang mendalam akan membentuk karakter takwa kepada-Nya.
- Menampakkan rasa haru: Menunjukkan rasa haru atas peristiwa gerhana sebagai tanda kebesaran dan kekuasaan Allah (SWT) sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta.
- Segera bertobat: Membaca istighfar dan memohon ampunan kepada Allah (SWT) saat menyaksikan gerhana, baik dalam masjid maupun saat pelaksanaan shalat.
- Tidak bersikap mudah bosan: Merasa betah dan khusyuk selama peristiwa gerhana berlangsung, termasuk saat melaksanakan shalat yang lebih panjang dari biasanya.
- Segera melaksanakan shalat: Begitu gerhana bulan terjadi, shalat khusuf sebaiknya segera dilakukan secara berjamaah, baik oleh laki-laki maupun perempuan.
- Berlama-lama dalam shalat: Shalat gerhana terdiri dari dua rakaat dengan dua kali rukuk dalam setiap rakaatnya, sehingga memerlukan waktu lebih lama.
- Merasakan adanya peringatan: Selama shalat, seseorang sebaiknya merasakan bahwa gerhana adalah tanda-tanda kekuasaan Allah (SWT) yang harus disikapi dengan kesadaran akan kebesaran-Nya.
Melaksanakan ketujuh adab ini secara utuh dapat meningkatkan kesadaran akan kebesaran dan kekuasaan Allah (SWT). Selain itu, penting untuk memperhatikan kejadian-kejadian alam yang dapat memperdalam ketakwaan kita kepada-Nya.
