- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kunci Sukses Dakwah Walisongo

Google Search Widget

Belakangan ini, kita sering terlihat lebih religius dengan mengenakan atribut formal keagamaan. Namun, seringkali kita bersikap eksklusif, hanya bergaul dengan mereka yang juga mengenakan atribut serupa, tanpa mau membaur dengan masyarakat yang berada di luar lingkaran keagamaan. Sikap ini membuat kita cenderung menutup diri dari aktivitas ekonomi, politik, sosial, budaya, kesenian, pendidikan, bahkan sains. Eksklusivitas ini menghambat dakwah, sehingga jangkauan kita menjadi terbatas dan belum menyentuh mereka yang berada di luar komunitas masjid.

Sikap tertutup ini, seperti disampaikan oleh Syekh Ibnu Athaillah, disebabkan oleh keterbatasan pandangan kita terhadap Allah (SWT). Dalam hikmah yang beliau sampaikan, abidin dan zahidin merasa jijik akan segala sesuatu karena tidak melihat Allah dalam setiap aspek kehidupan. Jika mereka menyaksikan kehadiran Allah dalam segala hal, niscaya mereka tidak akan merasa jijik.

Kekhawatiran untuk terkontaminasi oleh dunia luar, serta kekhawatiran akan gangguan jadwal ibadah, membuat banyak orang menutup diri dari interaksi sosial. Syekh Syarqawi menjelaskan bahwa sikap ini muncul dari ketakutan yang berakar dari keterbatasan pandangan terhadap Allah (SWT). Di sisi lain, kalangan arifin tidak merasa risi untuk bergaul dengan komunitas mana pun di luar masjid. Mereka merasakan kehadiran Allah dalam segala hal dan tidak terpengaruh oleh kenikmatan ibadah yang mengalienasi mereka dari interaksi sosial.

Syekh Ibnu Ajibah menambahkan bahwa abidin terfokus pada amal ibadah lahiriah, sehingga mereka terhijab dari menyaksikan Zat yang disembah. Sementara itu, arifin mampu melihat makhluk sebagai manifestasi dari Allah, sehingga mereka tidak merasa terasing dan mampu berinteraksi dengan baik dengan lingkungan sekitar.

Melalui hikmah ini, Syekh Ibnu Athaillah menunjukkan penghormatan kepada kalangan abidin dan zahidin, tetapi juga mengapresiasi sikap kalangan arifin yang mampu berbaur dengan masyarakat dan terlibat dalam berbagai kegiatan tanpa takut terpedaya oleh dunia. Hal ini sejalan dengan pandangan Syekh Said Ramadhan Al-Buthi yang menekankan bahwa orang yang mampu melihat keindahan dunia tanpa tergoda olehnya memiliki derajat yang lebih tinggi dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam konteks dakwah, kalangan arifin yang aktif dan terbuka di berbagai bidang kehidupan menjadi ujung tombak penyebaran Islam, dibandingkan dengan kalangan abidin dan zahidin yang cenderung menjaga jarak dari dunia. Contoh sukses dakwah dapat dilihat dari Walisongo, yang merupakan kalangan arifin dengan pengikut terbesar sepanjang masa. Wallahu a‘lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?