Hubungan antara pembantu rumah tangga (PRT) dan majikan adalah suatu bentuk hubungan kerja yang memiliki dimensi sosial dan ekonomi. Setiap pihak memiliki hak dan kewajiban yang harus dipatuhi, baik berdasarkan kesepakatan tertulis maupun lisan. Dalam konteks ini, terdapat etika yang dikenal sebagai adab bagi pembantu terhadap majikannya. Imam al-Ghazali dalam risalahnya yang berjudul al-Adab fid Dîn menyebutkan enam adab yang harus diperhatikan oleh pembantu terhadap majikannya.
Pertama, pembantu harus melaksanakan perintah majikannya. Segala perintah yang diberikan oleh majikan harus dilaksanakan selama sesuai dengan kesepakatan yang ada. Pengabaian terhadap perintah majikan dapat menimbulkan konflik dan bahkan sanksi yang berpotensi memutuskan hubungan kerja.
Kedua, pembantu harus menaati nasihat majikan ketika ia pergi. Majikan sering memberikan pesan atau nasihat yang harus diindahkan oleh pembantu, misalnya larangan menerima tamu tanpa izin atau mengingatkan anak-anak untuk tetap menjalankan kewajiban mereka, seperti shalat dan belajar.
Ketiga, pembantu wajib memberikan pelayanan terbaik kepada majikan dan keluarganya. Sebagai pekerja, pembantu harus profesional dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan bidang yang ditugaskan, baik dalam memasak maupun menjaga kebersihan rumah.
Keempat, menjaga kehormatan majikan adalah hal yang penting. Pembantu harus bersikap sopan kepada tamu majikan dan menjaga citra baik majikan di masyarakat.
Kelima, pembantu harus menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak majikan. Meskipun terdapat ketidakpuasan terhadap orang tua anak tersebut, pembantu tidak boleh bersikap kasar kepada anak-anak yang masih kecil dan tidak bersalah.
Keenam, pembantu harus amanah dalam menjaga harta benda majikan. Kepercayaan adalah kunci dalam hubungan ini, dan pembantu harus mampu menjaga harta majikan dengan baik, baik saat majikan berada di rumah maupun ketika mereka pergi.
Keenam adab ini merupakan panduan dasar bagi pembantu dalam menjalankan tugasnya. Namun, adab-adab lain mungkin diperlukan tergantung pada budaya dan adat setempat. Dalam era globalisasi, penting bagi pembantu untuk menyesuaikan diri dengan latar belakang budaya dan agama majikan yang mungkin berbeda, demi terciptanya hubungan kerja yang harmonis.