- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Dosa Besar dan Rahmat Allah

Google Search Widget

Al-Quran dan hadits dengan jelas menyebutkan dosa besar yang harus dijauhi oleh semua orang, baik pemeluk Islam maupun non-Muslim. Dosa besar merupakan pelanggaran hukum dan kejahatan yang sejalan dengan akal sehat. Allah SWT telah menyiapkan sanksi yang keras bagi pelaku dosa besar. Namun, Allah SWT juga membuka pintu rahmat-Nya bagi siapa saja yang ingin kembali kepada-Nya, sebagaimana dinyatakan oleh Syekh Ibnu Athaillah, “Tak ada dosa besar ketika kau disambut dengan kemurahan-Nya.”

Pelaku dosa besar dianjurkan untuk memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mereka tidak perlu berkecil hati karena pintu tobat dan anugerah Allah masih terbuka. Dosa besar didefinisikan sebagai pelanggaran yang diancam dengan siksa atau hudud dalam Al-Quran atau hadits. Namun, di sisi Allah, dosa besar dapat dilihat dari kemurahan dan keadilan-Nya. Seringkali, apa yang terjadi tidak sesuai dengan dugaan kita, seperti yang dinyatakan dalam Surat Az-Zumar ayat 47, “Maka tampaklah bagi mereka dari Allah apa yang mereka tidak perkirakan sebelumnya.”

Mereka yang mendapatkan inayah dari Allah tidak akan merasa berat karena dosa besar yang telah diperbuat. Mereka adalah orang-orang pilihan Allah yang dosanya dapat digantikan dengan kebaikan. Amal perbuatan memang menjadi tanda, dan harapan serta rasa takut harus seimbang dalam berbagai keadaan. Kepasrahan kepada Allah adalah hal yang mutlak di setiap waktu, karena ketentuan Allah tidak akan berubah. Beberapa ulama berpendapat bahwa harapan dan rasa takut orang beriman seharusnya seimbang, seperti burung yang terbang dengan dua sayapnya.

Sebuah hadits menggambarkan seseorang yang dihadapkan pada 99 catatan amal buruknya, dan setiap catatan memiliki panjang sepandangan mata. Namun, muncul secarik kertas kecil yang bertuliskan kalimat tauhid, La ilâha Illallâh, yang membuat catatan kejahatan tersebut tampak tidak berarti. Ini menunjukkan betapa besar rahmat dan kemurahan Allah.

Orang yang melakukan pelanggaran berat masih memiliki kesempatan untuk menerima kasih sayang Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Mereka tidak boleh berputus asa dan harus terus mencari jalan kembali kepada Allah. Dalam pandangan syar‘i, dosa besar dapat menjadi kecil atau bahkan tidak ada sama sekali ketika seseorang disambut dengan rahmat-Nya melalui pemberian maaf.

Rahmat dan karunia Allah sangat besar bagi mereka yang melakukan dosa besar. Allah SWT dalam firman-Nya mengingatkan, “Kabarkanlah kepada para hamba-Ku bahwa Aku maha pengampun lagi maha penyayang dan sungguh siksa-Ku adalah siksa yang pedih.” (Surat Al-Hijr ayat 49-50).

Hikmah ini bukanlah ajakan untuk melakukan dosa besar, melainkan sebagai kabar gembira bagi mereka yang terlanjur berbuat dosa agar segera bertobat dan tidak berputus asa dari rahmat Allah. Ini menunjukkan betapa luasnya rahmat dan karunia Allah bagi hamba-hamba-Nya. Wallahu a‘lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?