- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Jalan Tak Terduga Menuju Allah

Google Search Widget

Sebagian orang merasa bangga dengan amal ibadah yang telah dilakukan, hingga mereka tidak lagi merasa butuh kepada Allah. Namun, ada juga yang merasa kehilangan harga diri di hadapan-Nya akibat terjerumus dalam dosa. Mereka berusaha untuk bangkit dengan memohon ampunan-Nya, berupaya memperbaiki diri, dan menyadari bahwa sebagai manusia, mereka adalah makhluk yang lemah di hadapan kekuasaan Allah.

Syekh Ibnu Athaillah mengisyaratkan bahwa seringkali Allah membuka pintu ketaatan, tetapi tidak membukakan pintu penerimaan. Di sisi lain, dosa yang dilakukan dapat menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Syekh Syarqawi, yang menyatakan bahwa ketaatan sering kali disertai dengan sikap takjub terhadap amal itu sendiri, merasa lebih baik dari orang lain, yang dapat menghalangi penerimaan amal tersebut. Sebaliknya, dosa yang disertai dengan pengakuan dan permohonan ampun kepada Allah dapat menjadi sebab datangnya maghfirah.

Amal ibadah tidak hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga melibatkan aspek batin. Ketika seseorang beribadah, seperti shalat atau puasa, batinnya juga harus bersih dari sifat tercela seperti ujub dan merendahkan orang lain. Tanpa penerimaan dari Allah, amal ketaatan menjadi tidak berarti. Sebagaimana diungkapkan oleh Syekh Ahmad Zarruq, amal ketaatan adalah anugerah, dan penolakan atas amal tersebut menunjukkan bahwa amal tanpa penerimaan adalah sia-sia.

Kejatuhan dalam dosa dapat membuka jalan baru untuk mendekatkan diri kepada Allah, terutama bagi mereka yang sebelumnya merasa sombong dengan amal ibadahnya. Syekh Burhanuddin Al-Hanafi menegaskan bahwa dosa dapat menjadi sarana untuk merendahkan diri dan mengakui ketidakberdayaan di hadapan Allah, yang merupakan kunci untuk mendapatkan rahmat-Nya.

Penting untuk dicatat bahwa pemahaman ini bukanlah ajakan untuk meninggalkan amal ibadah atau berbuat dosa, melainkan sebagai pengingat untuk senantiasa merendahkan diri di hadapan Allah, memperbaiki diri, dan menghargai orang lain. Hikmah ini mendorong kita untuk menyempurnakan ibadah lahir dengan ibadah batin, serta memandang sesama dengan pandangan penuh kasih sayang. Wallahu a‘lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 13

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?