Kedudukan sahabat dalam agama sangatlah penting, karena sahabat berperan dalam perkembangan dan pengambilan sikap pribadi kita. Rasulullah (SAW) mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam memilih sahabat sejati. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda, “Seseorang bisa dilihat dari keberagamaan sahabatnya. Hendaklah setiap kamu memerhatikan bagaimana sahabatmu beragama.”
Imam Al-Ghazali dalam Kitab Bidayatul Hidayah menyebutkan lima hal yang perlu diperhatikan dalam mencari sahabat. Pertama adalah akal. Sahabat yang bodoh dapat berakibat buruk bagi kita meskipun ia berniat baik. Oleh karena itu, persahabatan dengan orang yang cerdas lebih diutamakan.
Kedua, akhlak terpuji. Jangan bersahabat dengan orang yang berakhlak buruk, yang tidak mampu mengendalikan diri saat marah atau dalam keadaan syahwat. Akhlak seseorang perlu diperhatikan dalam berbagai situasi, terutama situasi yang menantang.
Ketiga, kesalehan. Penting untuk tidak bersahabat dengan orang yang terus menerus melakukan dosa besar, karena orang yang takut kepada Allah tidak akan berbuat dosa besar secara terus-menerus. Sahabat yang tidak akurat dalam menjaga diri dari dosa besar dapat membahayakan kita.
Keempat, tingkat keserakahan terhadap dunia. Sahabat yang serakah dapat mempengaruhi kita untuk menjadi lebih serakah. Sebaliknya, bersahabat dengan orang yang zuhud dapat menumbuhkan sifat kezuhudan dalam diri kita.
Kelima, kejujuran. Penting untuk bersahabat dengan orang yang jujur, karena kejujuran akan memastikan kita mendapatkan informasi yang valid dan akurat. Pendusta dapat menipu kita dan menjauhkan kita dari kebenaran.
Lima kriteria ini dapat dijadikan acuan dalam mencari sahabat sejati. Meskipun tidak mudah menemukan seseorang yang sempurna, kita setidaknya dapat mencari orang yang mendekati kriteria tersebut.