- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Mengadopsi Sifat Nabi Muhammad (SAW) dalam Pendidikan

Google Search Widget

Kegagalan tenaga pendidik, baik guru, kiai, maupun dosen, dalam mendidik siswa akhir-akhir ini disebabkan oleh berbagai faktor. Namun, salah satu penyebab utama adalah kurangnya sosok pendidik yang berkarakter, yang menanamkan benih cinta sebelum mengajar, serta menganggap siswanya sebagai saudara atau anak sebelum menjadi pimpinannya.

Sayangnya, tidak banyak yang memahami sifat-sifat dan kepribadian Nabi Muhammad (SAW) dalam mendidik serta meneladaninya. Nabi Muhammad (SAW) berhasil mengubah perilaku para sahabat dari kebodohan menuju pengetahuan, dari sikap kasar ke adab yang luhur, serta dari keegoisan menuju kemanusiaan yang penuh kasih. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pendidik untuk meniru sifat-sifat dan kepribadian Nabi Muhammad (SAW) agar cita-cita luhur pendidikan dapat tercapai. Berikut adalah empat sifat dan kepribadian Nabi Muhammad (SAW) yang dapat ditiru dalam mendidik siswa, sebagaimana dikutip dari kitab ar-Rasul al-Mu’allim karya Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah.

  1. Mendorong Kegiatan Belajar Mengajar Meskipun Nabi Muhammad (SAW) mendidik umat manusia dalam waktu yang relatif singkat, banyak kaum terpelajar muncul dari tangan mulianya. Kunci kesuksesan ini terletak pada kemampuannya menciptakan metode pengajaran yang menyenangkan, mendorong untuk memerangi kebodohan, serta mengecam kemalasan dalam proses belajar mengajar. Hal ini membuat banyak orang, terutama para sahabat, tertarik untuk mempelajari ilmu dan mendalami agama. Dalam waktu yang singkat, kebodohan pun lenyap. Meniadakan proses belajar mengajar adalah tindakan yang salah, karena sama artinya dengan mengabaikan perintah agama. Jika seseorang yang memiliki ilmu enggan mengajarkan ilmunya atau jika orang bodoh enggan mempelajari ilmu yang wajib, maka keduanya berhak mendapatkan hukuman atas tindakan tersebut.
  2. Berbelas Kasih dan Penyayang Ilmu hanya akan melewati bibir jika tidak ada hubungan cinta antara guru dan murid. Rasulullah (SAW) selalu menempatkan diri dalam posisi tertinggi dan luhur dalam berakhlak mulia, menunjukkan sifat lemah lembut dan penyayang terhadap murid, serta sangat antusias dalam mengajarkan ilmu dan kebaikan. Allah SWT berfirman dalam surat at-Taubah ayat 128: “Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. at-Taubah: 128)
  3. Menghargai Hak Setiap Orang Tanpa Pandang Bulu Salah satu sifat istimewa Nabi Muhammad (SAW) adalah tidak pernah membeda-bedakan antar para sahabatnya. Beliau selalu berusaha memberikan perhatian secara merata kepada semua sahabat dan orang-orang di majelisnya, sehingga setiap orang merasa dicintai oleh Nabi Muhammad (SAW). Imam Tirmidzi meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad (SAW) memberikan hak kepada setiap orang yang hadir di majelisnya secara adil.
  4. Pendengar yang Baik dan Rendah Hati Mendengarkan dengan baik sangat penting bagi tenaga pendidik untuk memahami permasalahan dengan tepat. Nabi Muhammad (SAW) adalah sosok yang rendah hati terhadap orang yang bertanya dan berguru kepada beliau. Dalam sebuah riwayat, beliau meninggalkan khutbahnya untuk menjawab pertanyaan seorang yang asing yang ingin mengetahui agamanya.

Pelajaran dari sikap Nabi Muhammad (SAW) ini adalah bahwa pendidik hendaknya mendengarkan pertanyaan dari murid dengan penuh perhatian dan merespons dengan segera. Selain itu, pendidik juga perlu bersikap lembut dan penuh kasih sayang kepada semua murid.

Sifat-sifat Nabi Muhammad (SAW) dalam mendidik para sahabat dapat menjadi teladan bagi tenaga pendidik di masa kini. Tentu saja, masih banyak sifat-sifat terpuji lainnya yang dapat diteladani dalam mendidik. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi dalam dunia pendidikan.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?