Ali bin Abi Thalib adalah sahabat terdekat Rasulullah (SAW) yang memeluk Islam sejak usia 10 tahun. Sejak kecil, Ali tidak pernah menyembah berhala dan memiliki hati yang mulia serta budi pekerti yang indah. Ia termasuk dalam sepuluh sahabat yang mendapatkan jaminan masuk surga dari Rasulullah (SAW). Dalam kitab Tarikh Khulafa oleh Jalaluddin Suyuthi, tercatat bahwa Ali meriwayatkan sebanyak 586 hadis dari Rasulullah (SAW). Tiga orang anaknya, Hasan, Husein, dan Muhammad Al Hanafiyah, juga meriwayatkan hadis darinya. Sebagai seorang ayah, Ali sangat menyayangi anak-anaknya, terutama Hasan dan Husein. Ia memberikan perhatian penuh dan kasih sayang kepada mereka. Banyak kisah tentang cinta Ali terhadap kedua putranya yang terdapat dalam tradisi Islam. Salah satu sifat terpuji Ali sebagai ayah adalah kesabaran dan kelemahlembutan dalam mendidik Hasan dan Husein. Ia juga selalu memberikan nasihat dan hikmah untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan panduan hidup kepada mereka.
Dalam buku berjudul “Anakku, Pelihara Rantai Emas Itu,” terdapat banyak warisan dan nasihat Ali yang ditujukan kepada putra-putranya. Berikut adalah empat nasihat bijak Ali bin Abi Thalib dalam menghadapi kehidupan.
Pertama, Ali menasihati anaknya agar senantiasa bertakwa kepada Allah (SWT). Ia berkata, “Wahai Anakku, bahwa yang paling kusukai untuk engkau amalkan dari wasiatku ini adalah bertakwa kepada Allah dan membatasi diri mengamalkan apa yang diwajibkan atasmu, serta meneladani leluhurmu dan orang-orang yang saleh dari keluargamu.” Takwa kepada Allah adalah lentera dan perahu bagi orang beriman, menjadi penuntun untuk selamat di dunia dan akhirat. Tanpa takwa dalam hati, manusia akan tenggelam dalam dunia yang penuh intrik, tipuan, dosa, dan hawa nafsu.
Kedua, Ali juga menekankan pentingnya menolong orang yang berhutang. Ia berwasiat sebelum wafat agar senantiasa meminjami uang kepada orang yang membutuhkan. Ali berkata, “Wahai anakku, gunakanlah kesempatan mengutangi siapa yang meminta diberi utang pada saat engkau mampu, agar dia dapat mengembalikan utangnya saat krisis menimpamu.” Menolong sesama merupakan perbuatan mulia yang dapat meringankan beban orang lain. Dalam salah satu hadis, Rasulullah (SAW) menjelaskan bahwa pahalanya dibalas dengan 70 kebaikan bagi mereka yang menolong.
Ketiga, Ali mengingatkan agar tidak putus asa dari rahmat Allah (SWT). Dalam hidup, ketika menghadapi kemalangan dan musibah, seseorang seharusnya tidak berputus asa. Allah (SWT) adalah pemberi rencana sempurna. Terkadang doa tidak segera terkabul karena Allah sedang menunggu momen yang tepat. Ali menegaskan bahwa jangan sekali-kali berputus asa terdorong oleh kelambatan pengabulan-Nya.
Keempat, nasihat bijak Ali adalah dilarang memakan harta yang haram. Dalam Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad (SAW), telah ditegaskan larangan ini untuk menjaga kehidupan ekonomi masyarakat dan keadilan distribusi harta. Ali menyatakan bahwa “Seburuk-buruk makanan adalah yang haram.” Islam mengajarkan prinsip kemanusiaan dan menghormati martabat setiap individu.
Nasihat-nasihat bijak Ali bin Abi Thalib ini memberikan panduan bagi kita dalam menjalani kehidupan dengan penuh makna. Semoga bermanfaat bagi semua.