- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Memuliakan Tamu dalam Tradisi Islam

Google Search Widget

Memuliakan tamu merupakan tradisi yang telah ada sejak zaman para nabi dan orang-orang terdahulu. Oleh karena itu, banyak hadis dan riwayat yang menganjurkan kita untuk memuliakan tamu. Dalam salah satu hadis disebutkan:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Artinya, “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya,” (H.R. Malik).

Dalam momen hari raya atau lebaran, kita sering kedatangan banyak tamu yang bersilaturahim ke rumah, baik tamu dekat maupun jauh, termasuk saudara, kerabat, dan teman. Ini menjadi kesempatan bagi kita untuk memuliakan mereka.

Sebagai anjuran syariat, memuliakan tamu memiliki sejumlah adab atau etika yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Menjawab Salam yang Disampaikan Tamu
    Menjawab salam merupakan salah satu contoh akhlak yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim (A.S.). Dalam Al-Quran disebutkan bahwa ketika tamu masuk dan mengucapkan salam, Ibrahim menjawab salam tersebut. Beliau bahkan tidak pernah mau makan sendirian dan selalu mencari orang untuk berbagi makanan bersamanya.
  2. Menyambut Tamu dengan Gembira
    Tamu yang datang harus disambut dengan hangat, senyuman, serta sikap rendah hati. Hindari menunjukkan wajah sedih atau bingung. Sebaliknya, tunjukkan perhatian dan antusiasme. Ingatlah bahwa tamu membawa berkah bagi tuan rumah. Di momen lebaran, sampaikan sapaan hangat dan permohonan saling memaafkan.
  3. Senantiasa Menemani dan Melayani Tamu
    Tamu harus ditemani dan dilayani dengan baik. Jangan biarkan mereka merasa terabaikan. Jika perlu ditinggalkan, sampaikan alasan dengan baik. Penuhi kebutuhan tamu selama kemampuan kita. Jika tamu menginap, tunjukkan fasilitas yang ada agar mereka merasa nyaman.
  4. Menjamu dengan Makanan Kesukaan
    Menjamu tamu dengan makanan kesukaannya merupakan bentuk penghormatan. Jika makanan belum siap, setidaknya tawarkan minuman terlebih dahulu. Bahkan saat berpuasa sunah, kita diperbolehkan berbuka demi memuliakan tamu. Rasulullah (SAW) juga mencontohkan sikap ramah terhadap tamu non-Muslim.
  5. Tidak Bersikap yang Menyinggung Tamu
    Jaga sikap dan penampilan saat ada tamu. Berpakaianlah yang bersih dan sopan, serta gunakan bahasa yang lemah lembut. Hindari menegur atau memarahi orang di hadapan tamu, karena ini dapat menyinggung perasaan mereka. Jangan bicarakan hal-hal terlalu pribadi atau sensitif.
  6. Mengantar Tamu Sampai Pintu atau Halaman
    Saat tamu pamitan, sebaiknya tuan rumah mengantar mereka sampai pintu atau halaman rumah. Jangan lupa untuk saling mendoakan dan menyampaikan harapan untuk kunjungan berikutnya. Pastikan untuk mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka.

Demikianlah adab dan etika dalam menerima tamu yang perlu diperhatikan. Insya Allah, setiap kebaikan yang diberikan kepada tamu—baik berupa perkataan maupun tindakan—akan menjadi sedekah dan bernilai pahala di sisi Allah. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?