Setelah memperoleh makanan yang baik dan halal, penting untuk mengonsumsinya sesuai dengan tuntunan syariat agar selalu meraih berkah, ridha Allah, dan manfaat dari makanan yang kita konsumsi. Hal ini semakin penting saat menjalankan ibadah puasa. Islam telah mengatur dengan detail aspek dan praktik kehidupan manusia, termasuk dalam aktivitas makan dan minum. Berikut adalah 23 etika makan Rasulullah (SAW) yang dapat dijadikan teladan, dirangkum dari hadits-haditsnya.
Rasulullah (SAW) menganjurkan untuk memulai buka puasa dengan makan buah kurma. Jika tidak ada, pilihan lain yang baik adalah buah anggur, delima, minyak zaitun, buah tin, madu, atau susu. Jika semua itu tidak tersedia, air putih dapat menjadi pilihan terakhir. Setelah itu, kita dapat melanjutkan dengan makanan lain yang halal dan sehat.
Penting untuk diingat bahwa perut bukanlah wadah yang harus diisi sembarangan. Rasulullah (SAW) mengajarkan agar kita tidak berlebihan dalam mengisi perut, karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa kantuk, malas beraktivitas, dan dampak jangka panjang seperti obesitas. Dalam sebuah hadits riwayat Ahmad, beliau menganjurkan agar sepertiga perut diisi dengan makanan, sepertiga dengan minuman, dan sepertiga lagi dibiarkan untuk nafas.
Kehadiran saat makan juga harus diperhatikan. Rasulullah (SAW) mengingatkan agar tidak menghadiri undangan makan jika kita tidak diundang dan tidak mengajak orang lain tanpa izin dari si pengundang. Saat makan, dianjurkan untuk berkumpul dan tidak berpencar, karena cara makan bersama dapat meningkatkan keberkahan.
Jika memiliki makanan, disarankan agar yang turut serta adalah orang-orang yang saleh dan bertakwa. Makan sambil berbaring atau telentang juga tidak dianjurkan. Posisi duduk yang baik adalah dengan menekuk lutut dan duduk di atas telapak kaki.
Rasulullah (SAW) mengajarkan untuk menghargai makanan dengan tidak mencelanya, meskipun kita tidak menyukainya. Sebaiknya kita cukup meninggalkan makanan tersebut tanpa berkomentar negatif. Membaca basmalah sebelum makan juga sangat dianjurkan. Jika lupa, kita dapat membacanya saat ingat.
Makan dengan tangan kanan adalah hal yang penting menurut ajaran Rasulullah (SAW). Beliau juga biasa makan dengan tiga jari untuk mempercepat pencernaan dan menghindari kesan rakus. Selain itu, kita disarankan untuk makan dari pinggir makanan dan menghabiskan sisa-sisa makanan di piring.
Bersendawa saat makan tidak diperbolehkan, begitu juga dengan menunggu makanan panas hingga dingin sebelum memakannya. Kita harus menjaga kebersihan dengan melumat sisa makanan yang menempel pada jari-jari. Jika seseorang memberi kita makanan, tunjukkan rasa gembira dan ajak mereka untuk makan bersama.
Rasulullah (SAW) juga mengajarkan untuk berbagi makanan dengan tetangga dan menghindari makanan beraroma tidak sedap kecuali setelah dimasak sempurna. Makan atau minum sambil berdiri hanya diperbolehkan dalam keadaan darurat.
Setelah makan, berdoalah sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Salah satu doa yang dianjurkan adalah:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنِى هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ
Artinya, “Segala puji hanya milik Allah, Zat yang telah memberikan makanan ini kepadaku dan memberikannya sebagai rezeki bagiku tanpa daya dan kekuatan dariku.”
Dengan menerapkan etika ini, diharapkan makanan yang kita konsumsi mendapatkan berkah dan ridha Allah serta memberikan energi bermanfaat untuk ibadah kita.