Setiap perjalanan pasti memiliki rintangan, termasuk perjalanan menuju Allah. Seorang salik, murid, atau penempuh jalan Allah perlu memahami berbagai rintangan yang menghalangi perjalanan spiritual mereka. Dalam konteks ini, Imam al-Ghazali menyebutkan empat rintangan utama yang dihadapi oleh seorang salik.
Rintangan pertama adalah dunia dan perhiasannya. Banyak yang tidak menyadari bahwa salah satu penghalang besar bagi salik dalam perjalanan menuju Sang Khaliq adalah kecintaan kepada dunia. Oleh karena itu, seorang salik harus meluruskan niat dan menyingkirkan godaan dunia dari hatinya. Ini tidak berarti bahwa salik dilarang untuk mencari atau memiliki dunia, tetapi dunia tidak boleh menjadi tujuan utama. Salik harus memastikan hatinya tidak terikat pada keinginan duniawi. Allah telah menegaskan dalam Al-Quran bahwa kecintaan pada berbagai kesenangan dunia adalah bagian dari fitrah manusia. Namun, salik harus ingat bahwa mencintai dunia tidak boleh menghalangi mereka dari jalan Allah.
Imam al-Ghazali menekankan pentingnya sikap zuhud dan tajarrud terhadap dunia. Zuhud dan tajarrud bertujuan agar ibadah seorang salik tetap istiqamah dan bernilai tinggi. Dalam hal ini, Rasulullah (SAW) pernah bersabda bahwa dua rakaat ibadah seorang alim yang zuhud lebih dicintai Allah dibandingkan ibadah orang-orang yang tidak zuhud.
Rintangan kedua adalah makhluk, yang merujuk pada ciptaan Allah yang bernyawa di sekitar salik, baik manusia maupun hewan. Al-Ghazali mengingatkan bahwa makhluk dapat menyibukkan dan menghalangi ibadah kita. Dalam Al-Quran, Allah memperingatkan bahwa sebagian istri dan anak-anak dapat menjadi musuh bagi orang beriman. Oleh karena itu, meskipun salik diperbolehkan bergaul dengan makhluk, mereka harus berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh pengaruh buruk dari mereka. Salik sebaiknya lebih banyak bergaul dengan orang-orang saleh dan guru-guru yang dapat membimbing mereka ke jalan Allah.
Rintangan ketiga adalah setan. Salik harus berwaspada dan tidak memberi kesempatan kepada setan untuk menggoda. Setan adalah musuh yang nyata dan selalu berusaha menyesatkan manusia. Al-Quran mengingatkan kita untuk tidak menyembah setan, karena ia adalah musuh yang jelas. Tipu daya setan sangat halus, sehingga salik harus memperbanyak zikir dan berlindung kepada Allah agar terhindar dari godaan tersebut.
Rintangan keempat adalah nafsu, terutama nafsu amarah yang senantiasa mendorong kepada keburukan. Al-Ghazali menjelaskan bahwa nafsu amarah adalah musuh yang paling berbahaya karena berada dalam diri kita sendiri dan sering kali tidak terlihat. Terkadang, kita sulit mengakui kekurangan dalam diri sendiri. Oleh karena itu, al-Ghazali memberikan tiga cara untuk menaklukkan nafsu: mengekang keinginan syahwat, menahan beban ibadah, dan selalu memohon pertolongan kepada Allah.
Dalam perjalanan menuju Allah, mengenali dan mengatasi empat rintangan ini adalah langkah penting bagi setiap salik untuk mencapai tujuan spiritual mereka.