Hari raya Idul Fitri merupakan hari kebahagiaan bagi semua orang, termasuk kalangan awam. Pada hari raya ini, setiap orang berhak merasakan kebahagiaan dan mengekspresikannya. Bagi kalangan awam, kegembiraan pada hari raya Id sering kali berkaitan dengan unsur-unsur material seperti pakaian baru, makanan lezat, dan kenyamanan tempat tinggal.

Dalam pandangan Syekh Abdullah Hijazi As-Syarqawi, hari raya Id adalah saat-saat kegembiraan dan kebahagiaan yang kerap dialami manusia. Ia menyatakan bahwa bagi kalangan awam, hari raya Id menjadi kesempatan untuk memenuhi keinginan dan syahwat mereka. Dengan kata lain, kebahagiaan mereka berputar di seputar hal-hal yang bersifat jasmani dan material.

Syekh Ibnu Ajibah menjelaskan bahwa bagi kalangan awam, hari raya Id adalah waktu pemenuhan dahaga nafsu. Mereka merayakannya dengan kesenangan yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan kenikmatan duniawi. Kebahagiaan mereka sering kali terfokus pada makanan, minuman, pakaian, dan atribut duniawi lainnya.

Syekh Ali Baras dalam Syarah Al-Hikam-nya menambahkan bahwa bagi orang-orang yang lalai, hari raya Id adalah pemuasan syahwat duniawi dan nafsu hewani. Mereka cenderung terjebak dalam kesenangan sementara yang tidak membawa makna lebih dalam.

Oleh karena itu, walaupun hari raya Id bagi kalangan awam tidak terlepas dari kesenangan dan kebahagiaan yang bersifat material, penting bagi kita untuk merenungkan makna lebih dalam dari perayaan ini. Hari raya seharusnya menjadi momen untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan dan untuk memperkuat hubungan sosial dengan sesama.

Semoga kita dapat menjadikan hari raya Id sebagai kesempatan untuk tidak hanya menikmati kenikmatan duniawi, tetapi juga meningkatkan ketaqwaan dan mempererat tali persaudaraan. Wallahu a’lam.