- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kasih Sayang sebagai Inti Ajaran Islam

Google Search Widget

Tujuan utama hidup manusia adalah menggapai ridha Allah (SWT). Salah satu jalan untuk mencapai ridha-Nya adalah melalui ibadah dengan niat yang tulus dan ikhlas. Ibadah kepada Allah tidak hanya mencakup pelaksanaan perintah-Nya, tetapi juga menjauhi segala larangan yang telah ditetapkan. Ini adalah esensi dari taat (tho’ah) kepada Allah. Dengan menjauhi perkara-perkara haram, seorang hamba telah menjalankan perintah Allah untuk meninggalkannya.

Ketika seseorang sudah bertakwa, Allah akan ridha kepadanya. Dan ketika Allah ridha, maka Dia akan menyayanginya dan merahmatinya. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada manusia yang masuk surga murni hanya karena amal ibadahnya. Hal ini bukan berarti Allah menyia-nyiakan amal ibadah hamba-Nya. Rasulullah (SAW) mengingatkan bahwa keselamatan dan kebahagiaan di akhirat lebih banyak bergantung pada rahmat dan kasih sayang Allah.

Sebanyak apapun ibadah yang dilakukan, tidak ada yang cukup untuk menukar nikmat-nikmat yang dianugerahkan oleh Allah. Karena itu, keikhlasan dan ketulusan dalam setiap ibadah sangat diperlukan. Seorang hamba tidak boleh merasa sombong atau merasa layak masuk surga hanya karena banyak beribadah. Justru, jika seseorang merasa lebih baik dari orang lain, ia telah terkena penyakit ‘ujub, yang dapat menjauhkannya dari rahmat Allah.

Allah juga memerintahkan kita untuk memiliki sifat kasih sayang kepada sesama makhluk-Nya. Sifat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang adalah sifat-sifat yang paling sering kita ucapkan, terutama saat kita mengawali aktivitas dengan “Bismillahirrahmanirrahim.” Allah menyatakan bahwa rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, baik makhluk hidup maupun benda mati, dan bahwa rahmat-Nya didahulukan atas murka-Nya.

Allah tidak pernah bosan memberi ampun kepada hamba-Nya yang telah berbuat maksiat, bahkan ketika seorang hamba berulang kali bersalah dan kembali bertaubat. Allah menerima taubat hamba-Nya hingga hamba tersebut merasa bosan untuk bertaubat.

Karena sifat kasih sayang ini adalah sifat Allah yang paling banyak diperintahkan untuk disebut dan diingat, manusia pun diperintahkan untuk berkasih sayang terhadap semua makhluk Allah. Banyak hadits yang mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki sifat rahmat ini. Salah satunya adalah sabda Rasulullah (SAW):

مَن لا يرحم الناسَ لا يرحمهُ الله
Artinya: “Siapa yang tidak menyayangi manusia, tidak akan disayang Allah.” (HR. al-Thabarani).

Hadits ini menunjukkan bahwa kasih sayang tidak hanya diperuntukkan bagi orang beriman, tetapi untuk seluruh umat manusia. Ada juga hadits lain yang menyatakan bahwa barang siapa tidak menyayangi penduduk bumi, maka ia tidak akan disayangi oleh yang di langit.

Dengan demikian, kasih sayang adalah ruh Islam yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, baik kepada sesama manusia maupun kepada seluruh makhluk Allah. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?