Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin menutup pembahasannya dengan bab tentang Keluasan Rahmat Allah. Dalam bab ini, beliau mengutip hadits yang menegaskan bahwa Rasulullah (SAW) adalah sosok yang sangat optimis. Tidak ada amal yang kita harapkan untuk mendapatkan ampunan Allah selain sikap optimis yang dapat kita teladani dari beliau. Kita diingatkan untuk berharap agar Allah mengakhiri kehidupan kita di dunia dan akhirat dengan kebaikan, serta percaya bahwa karunia, kasih sayang, dan ampunan Allah sangatlah luas.
Imam Al-Ghazali memberikan motivasi bagi mereka yang merasa putus asa dari rahmat Allah. Dalam hal ini, beliau mengutip Surat An-Nisa ayat 48:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
Artinya: “Sungguh Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
Dalam bab ini, Imam Al-Ghazali mengingatkan kepada para pendosa yang kehilangan harapan terhadap ampunan Allah dengan mengutip Surat Az-Zumar ayat 53:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya: “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’”
Untuk membangkitkan semangat para pendosa, Imam Al-Ghazali juga mengutip hadits riwayat Imam Muslim yang menjelaskan tentang persediaan ampunan dan kasih sayang Allah. Dalam hadits tersebut, Rasulullah (SAW) menyatakan bahwa Allah memiliki 100 rahmat, di mana satu rahmat telah diturunkan ke dunia, sementara 99 rahmat lainnya disimpan untuk hari kiamat.
فقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن لله تعالى مائة رحمة أنزل منها رحمة واحدة بين الجن والإنس والطير والبهائم والهوام فبها يتعاطفون وبها يتراحمون وأخر تسعا وتسعين رحمة يرحم بها عباده يوم القيامة
Artinya: “Allah memiliki 100 kasih sayang. Ia baru menurunkan satu kasih sayang-Nya di tengah jin, manusia, burung-burung, binatang ternak, dan serangga. Dengan satu kasih sayang itu, mereka bersikap lembut dan saling menyayangi. Ia menunda 99 rahmat-Nya yang dengan itu Ia menyayangi hamba-Nya pada hari kiamat kelak.” (HR Muslim).
Imam Al-Ghazali ingin membangkitkan harapan dan keyakinan para pendosa, terutama mereka yang sudah berusia setengah baya dan merasa tidak memiliki cukup waktu untuk mengejar kebaikan. Dengan optimisme, mereka dapat mengakhiri hidupnya dengan penuh harapan kepada Allah, tidak berputus asa, yang merupakan jebakan setan di akhir hayat.
Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berharap akan rahmat Allah dan tidak berputus asa, serta terus berusaha untuk memperbaiki diri. Wallahu a’lam.