Dalam kehidupan sehari-hari, menjaga akhlak dan tidak membicarakan aib orang lain adalah hal yang sangat penting. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin mengutip nasihat dari Imam Dzun Nun Al-Mishri kepada Muhammad bin Ahmad bin Salamah, yang mengingatkan kita untuk tidak terlalu sibuk memperhatikan aib orang lain hingga melupakan aib diri sendiri.
Imam Dzun Nun (RA) berpesan:
لا يشغلنك عيوب الناس عن عيب نفسك، لست عليهم برقيب
Artinya: “Jangan kau sibukkan dirimu pada aib orang lain daripada aibmu sendiri, karena kau tidak berwenang untuk mengawasi mereka.”
Beliau kemudian menekankan bahwa orang yang paling dicintai oleh Allah adalah mereka yang berakal dan memiliki kesadaran akan akhlaknya. Tanda kesempurnaan akal seseorang dapat dilihat dari kemampuannya untuk mendengarkan dengan baik, menerima kebenaran, dan mengakui kesalahannya.
Tiga Tanda Orang Berakhlak Mulia
- Kebagusan dalam Mendengarkan
Seseorang yang berakhlak mulia akan menunjukkan sikap santun saat mendengarkan orang lain, meskipun ia lebih mengetahui tentang topik yang dibicarakan. Ini menunjukkan rasa hormat dan kesediaan untuk belajar dari orang lain. - Kecepatan Menerima Kebenaran
Orang yang bijak akan cepat menerima kebenaran, tidak peduli dari mana datangnya, bahkan jika itu berasal dari orang yang dianggap lebih rendah. Ini mencerminkan sikap terbuka dan rendah hati. - Pengakuan atas Kesalahan
Seorang yang menggunakan akalnya dengan baik akan mudah mengakui kesalahan. Ia tidak takut untuk meminta maaf dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.
Pentingnya Menjaga Lisan
Imam Al-Ghazali dan Imam Dzun Nun mengingatkan bahwa akhlak yang baik dan menjaga lisan dari ucapan buruk adalah kunci untuk hidup harmonis. Ucapan yang baik tidak hanya mencerminkan akhlak terpuji, tetapi juga menjadi jalan untuk mendatangkan rahmat Allah. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk berfokus pada perbaikan diri dan tidak terjebak dalam menilai dan membicarakan orang lain.
Kesimpulan
Dengan meneladani nasihat Imam Dzun Nun Al-Mishri, kita diharapkan dapat menjaga akhlak kita, menghindari aib orang lain, dan memperbaiki diri. Proses ini mungkin memerlukan waktu, tetapi dengan kesadaran dan usaha yang terus-menerus, kita dapat mencapai akhlak yang lebih baik. Wallahu a’lam.