Dalam Al-Qur’an, orang beriman selalu dihadapkan dengan orang munafik. Keimanan dan kemunafikan adalah dua hal yang berseberangan. Sementara orang beriman berusaha untuk taat kepada Allah (SWT), orang munafik justru menyembunyikan ketidakpercayaannya. Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat dalam Surat Al-Baqarah ayat 8 turun mengenai kaum munafik yang menyatakan memeluk Islam secara lisan, tetapi meyakini sebaliknya.
Rasulullah (SAW) menjelaskan bahwa keimanan adalah pengenalan dengan hati, pelafalan secara lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, beliau bersabda:
الإيمان معرفة بالقلب وقول باللسان وعمل بالأركان
Artinya: “Iman itu pengenalan dengan hati, pelafalan secara lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.”
Banyak dari Yahudi Madinah yang memilih sikap munafik untuk melindungi diri dan aset material mereka, menunggu siapa yang akan menang antara pasukan Muhammad dan pasukan Quraisy.
Rasulullah (SAW) juga memberikan tanda-tanda bagi orang beriman dan munafik. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Ghazali, beliau bersabda:
إن المؤمن همته في الصلاة والصيام والعبادة والمنافق همته في الطعام والشراب كالبهيمة
Artinya: “Orang beriman selalu bimbang pada sembahyang, puasa, dan ibadah. Sedangkan orang munafik bimbang pada makanan dan minuman seperti binatang ternak.”
Hatim Al-Asham menyebutkan beberapa sifat orang beriman dan orang munafik. Orang yang beriman cenderung sibuk dengan tafakur dan mengambil pelajaran, sedangkan orang munafik terjebak dalam keserakahan dan angan-angan.
Orang beriman merasa aman dari kejahatan manusia, tetapi takut akan azab Allah. Sebaliknya, orang munafik merasa takut kepada manusia, tetapi tidak menghiraukan siksa Allah. Selain itu, orang beriman akan mengorbankan hartanya untuk membela agama, sementara orang munafik akan mengorbankan agama demi melindungi harta mereka.
Dari penjelasan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa akhlak dan sikap seseorang dapat mencerminkan keimanannya. Dalam setiap tindakan, kita diharapkan untuk selalu menjaga keimanan dan menjauhi sifat kemunafikan. Wallahu a’lam.